Benarkah Tuhan Menertawakan orang Fasik?

Internasional / 6 July 2012

Kalangan Sendiri

Benarkah Tuhan Menertawakan orang Fasik?

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
6324

Pernahkan Anda berpikir apa yang Allah lakukan terhadap orang fasik? Dilansir dari The Christian Post (CP), Dan Delzell pendeta dari Wellspring Lutheran Church di Papillion, Amerika Serikat sekaligus kontributor CP memberikan penjelasannya. Delzell memulai dengan sebuah pengandaian sederhana yang membuat kita bisa memahami maksud dibalik tertawa ini.

“Pernahkan Anda kehabisan akal dengan keluarga atau teman karena telah berulang-ulang mencoba menasihati mereka untuk menghentikan tindakan mereka yang salah, namun tetap tidak berhasil? Setelah itu Anda mungkin akan menangis dan melampiaskan emosi Anda, namun sesaat kemudian Anda akan menggelengkan kepala dengan bingung bahkan menertawakan perilaku sembrono mereka,” Delzell memulai.

Menurut Delzell, begitupun yang dilakukan Tuhan. Tuhan menciptakan manusia untuk maksud yang baik, namun kemudian manusia memberontak dan menarik diri dari Tuhan. Kemudian Kristus datang dan memberikan nyawa-Nya di kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Beberapa orang berbalik kembali kepada Tuhan, namun lainnya tetap memberontak dan mengeraskan hati mereka.

Lalu apa yang kita harapkan untuk Tuhan lakukan kepada manusia yang tetap melakukan kejahatan mereka itu? Pantaskan kita menyalahkan Tuhan jika Dia menjawab dengan tawa, ketika manusia secara terang-terangan mengejek penciptanya?

Sikap Tuhan ini tertulis pada kitab Mazmur 37:13, “Tuhan menertawakan orang fasik itu, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat.”

Mungkin hal ini terkesan bahwa Tuhan tidak mengasihi orang fasik itu, namun kenyataan tidak demikian. Kasih Allah ditawarkan kepada semua orang, namun hanya diterima oleh sebagian orang. Ini adalah bentuk keadilan kepada mereka yang telah menolak cinta dan kasih karunia Tuhan. Dan untuk hal inipun kita tidak dapat menentang-Nya (Yesaya 45:9).

Namun demikian Diezzel menambahkan, Alkitab pun mencatat bahwa Tuhan tidak menghendaki kematian orang fasik melainkan mereka bertobat dan meninggalkan kejahatan mereka sebagaimana dalam kitab Yehezkiel 33:11. Diezzel mengakhiri opininya dengan sebuah penegasan bahwa penerimaan ataupun penolakan terhadap Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat bukanlah bahan tertawaan bagi kita.

Baca juga :

Tom Cruise Lewati Ulangtahun Kelabu Tanpa Suri 

Inilah Kriteria Pasangan yang Pantas Anda Nantikan

Para Ilmuan : Tanpa Partikel Tuhan, Semesta Takkan Tercipta

Sumber : christianpost/vina cahyonoputri
Halaman :
1

Ikuti Kami