Ukraina lama hidup dalam jajahan Uni Soviet, sebuah negara yang menganut sistem tanpa agama. Gereja-gereja di sana ditutup dan lambang-lambang agama pun tidak diperbolehkan. Ketika Uni Soviet bubar dan Ukraina mendeklarasikan diri menjadi negara merdeka pada 24 Agustus 1991, ternyata keyakinan warga Ukraina terhadap Tuhan tetap teguh.
Semua tempat ibadah, terutama gereja-gereja Kristen Ortodoks, yang semasa Uni Soviet ditutup kembali dibuka. Agama yang telah dianut para warga Ukraina sejak Kaisar Volodymyr (Vladimir The Great) 988 Masehi ini tak tergoyahkan. Bila di Eropa Barat, gereja didatangi orang-orang tua, maka di Ukraina anak-anak muda mendatangi tempat ibadah itu. Lambang agama seperti salib banyak dipakai oleh sebagian besar masyarakat Ukraina.
Di kendaraan-kendaraan umum, foto Yesus Kristus dalam berbagai ukuran juga terpampang di dashboard ataupun sudut kaca depan. Di ruang aparteman maupun kamar hotel pun tak beda jauh. Tidak sedikit orang yang melakukan ritual tanda salib sebelum melakukan pekerjaan, makan, atau saat kick off pertandingan yang melibatkan Ukraina.
Ada dua aliran besar dari Kristen Ortodoks ini yaitu Kyiv Patrichate yang memiliki pengikut sekitar 39.8% dan Moscow Patrichate yang memiliki pengikut 29.4% dari seluruh penduduk Ukraina. Selain itu, ada pula aliran Katolik Yunani 14.1%, Protestan 2.4%, dan Katolik Roma 1.7%. Sisanya, ada yang beragama Islam 0.6% dan Yahudi.
Sungguh menarik, meski telah dijajah oleh negara yang tidak mempercayai agama, kepercayaan kepada Tuhan tetap berkembang pesat di Ukraina. Kepercayaan orang kepada Tuhan hanya bisa ditentukan oleh orang itu sendiri, meski pihak luar berpengaruh. Tapi teguhlah di dalam Yesus karena pada-Nya ada keselamatan kekal.
Baca Juga :
Telah Terbit Album Perdana The Messenger
Jika Hidup Seperti yang Kita Mau
Bebas dari Hutang 11 Kartu Kredit Senilai Rp 100 Juta