Penghancuran Gereja Terjadi Di Sudan

Internasional / 27 June 2012

Kalangan Sendiri

Penghancuran Gereja Terjadi Di Sudan

Lestari99 Official Writer
5837

Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches) dan Seluruh Aliansi Gereja-Gereja di Afrika (All Africa Conference of Churches) mengutuk penghancuran sebuah gereja di Sudan. Episkopal Paroki Gereja Santo Yohanes, Haj Yousif, di Khartoum melaporkan bahwa gedung gerejanya pada 18 Juni 2012 telah dibongkar secara paksa atas perintah pejabat pemerintah Sudan. Mengetahui hal ini, WCC dan AACC mengeluarkan kecaman terhadap tindakan penyerangan terhadap masyarakat minoritas dan khususnya umat Kristen. 

Sebelum kejadian ini, 21 April lalu, Sekolah Alkitab Gereja Injili Sudan di Khartoum juga dihancurkan dan buku-buku termasuk Alkitab dibakar di depan mata polisi.

Dua hari kemudian, pasukan keamanan nasional menduduki bangunan tempat Dewan Gereja-Gereja di Sudan dan Lembaga NGO Sudan di Nyala, Darfur, serta menyita segala harta benda yang ada disana. Dalam kesempatan itu, WCC dan AACC memperingatkan orang Kristen dari latar belakang Muslim agar berhati-hati karena mereka kini sedang dijadikan sebagai target kekerasan pihak penguasa.

Dalam pernyataan bersama, sekretaris jenderal WCC, Olav Fykse Tveit, dan sekretaris umum AACC, Dr André Karamaga menyerukan penyelidikan atas tindakan pemerintah dan mengimbau umat Kristiani untuk berdoa bagi komunitas agama di Sudan.

“Kami sekali lagi menyesalkan bahwa meskipun retorika tentang kebebasan beragama dan perlindungan minoritas di Republik Sudan berulang kali disampaikan, tetapi pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tampaknya bertekad mengancam dan mendiskriminasi orang Kristen di Khartoum," kata mereka.

"Dengan melindungi kelompok agama fundamentalis  yang merusak kekacauan dan malapetaka pada warga sipil tak berdosa dengan impunitas, Republik Sudan merusak prinsip-prinsip dasar suatu masyarakat multi-agama”

“Gerakan ekumenis sendiri tidak bisa dibungkam walau pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia dan ancaman tentang kehidupan terus berlanjut. Bahkan, sebagai gereja, kita justru harus mempromosikan dan menjamin hidup berkelimpahan, sesuatu yang sudah lama hilang di tengah-tengah umat Kristen Sudan”.

Penganiayaan bukan hal yang baru dalam sejarah kekristenan. Namun hal ini tak lantas melemahkan iman kita sebagai orang percaya. Mari berdoa bagi Sudan karena adanya penganiayaan justru akan memanifestasikan kehadiran kuasa Tuhan yang nyata atas hidup orang-orang percaya.

 

Baca Juga:

Sumber : christiantoday
Halaman :
1

Ikuti Kami