Sebatang Rokok Hancurkan Wajah Terri Calvesbert

Nasional / 19 June 2012

Kalangan Sendiri

Sebatang Rokok Hancurkan Wajah Terri Calvesbert

Lestari99 Official Writer
6134

Inilah wajah dari seorang gadis pemberani berusia 15 tahun yang bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada malam dimana api menghancurkan wajahnya dan hampir membunuhnya. Dokter di unit spesialis luka bakar di Chelmsford berpikir bahwa Terri Calvesbert, yang kala itu berusia 18 bulan, akan mati akibat 90 persen luka bakar yang dideritanya. Namun hebatnya ia berhasil bertahan dan hidup sampai hari ini.

Saat ini, Terri menginginkan jawaban dari ibu kandungnya, Julie Minter, yang tidak sengaja menyulut api saat meninggalkan rokok yang menyala di kamar tidur putrinya di rumah mereka di Ipswich. Terri kehilangan rambut, hidung dan matanya akibat peristiwa itu, dan ibunya yang saat ini berusia 32 tahun menolak untuk bertemu dan membicarakan apa yang sebenarnya terjadi. Julie begitu didera oleh rasa bersalah setelah kejadian itu dan ia memutuskan untuk tidak berhubungan dengan suami dan putrinya lagi. Terri saat ini tinggal bersama dengan ayahnya, Paul (39), relawan pemadam kebakaran dan ibu tirinya Nicky (44). Namun Terri mengatakan ia masih dihantui oleh masa lalunya dan sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Hanya mama yang dapat memberitahu apa yang terjadi dalam kebakaran itu,” ungkapnya kepada majalah Closer. “Tapi saat ini dia tidak dapat atau tidak mau melakukannya. Hal ini membuat saya sangat marah. Karena sangat berarti bagi saya untuk mendengarnya langsung dari dia.”

Julie meninggalkan keluarganya hanya dua bulan setelah insiden tersebut dan Terri telah menjalani lebih dari 50 operasi yang menyakitkan untuk menarik kulit dari bekas lukanya itu. Remaja yang mengenakan wig berwarna pirang ini akan terus melakukan pembedahan dan cangkok kulit seumur hidupnya. Apa yang dialami Terri telah menggugah hati ribuan orang dan sumbangan dari seluruh dunia terus mengalir baginya.

Ibunya terakhir kali berbicara pada majalah Closer lima tahun yang lalu, dengan mengatakan, “Saya tidak tahu apa yang membuat saya meninggalkan rokok itu... Moment itu terus-menerus berulang di dalam kepala saya.” Julie berusaha keras untuk menyelamatkan Terri tapi asap dan api memaksanya untuk mundur. “Saya tidak bisa masuk, saya tidak bisa melihat apa-apa,” ungkaonya. “Saya pergi keluar untuk melihat apakah saya bisa menghancurkan jendela lantai dasar tapi tidak berhasil. Saya hanya bisa berteriak, ‘Bayiku terbakar!’”

Petugas pemadam kebakaran yang menyelamatkan Terri berpikir bahwa ia adalah boneka hangus. Hanya daerah yang terlindung oleh popok yang basah lolos dari luka bakar yang mengerikan. Julie berkata ia akan bunuh diri jika ia tetap tinggal dan hanya bisa histeris melihat akibat dari apa yang telah dilakukannya. Setelah keluar dari rumah keluarganya, Julie akhirnya berhenti total mengunjungi rumah sakit.

Di tahun 2008, Julie meminta Terri untuk mengunjunginya dan mereka bertemu secara teratur selama beberapa bulan sebelum akhirnya kunjungan itu mereda. Saat ini, Julie dan Terri belum bertemu selama lebih dari setahun, meskipun mereka masih mengirim pesan secara teratur. Terri mengatakan saat ini ia merasa cukup kuat untuk tahu lebih banyak tentang kebakaran itu – termasuk rincian tentang mengapa ibunya tidak dapat menyelamatkannya.

Remaja yang saat ini sedang belajar GCSE dalam bidang Matematika dan Science, mengatakan ia telah memaafkan ibunya atas insiden tersebut – namun sulit untuk mengampuni ibunya karena meninggalkan dirinya setelah kejadian itu. Julie tidak bersedia berkomentar mengenai hal ini saat diwawancara.

Dalam salah satu adegan dokumenter Extraordinary People di Channel 5, Terri terlihat menangis tersedu-sedu saat wig-nya dipasang. Remaja berusia 15 tahun ini pertama kali muncul di program acara ini saat ia berusia 10 tahun. Ayahnya mengatakan kepada presenter Holly Willoughby dalam acara ITV bahwa ia ingin orang melihat bahwa masih ada kemungkinan untuk hidup normal setelah mengalami begitu banyak hal yang mengerikan.

“Terri berkembang dengan baik,” ujarnya. “Ini menunjukkan betapa mandiri dirinya.” Terri kemudian menambahkan, “Saya ingin membuat orang menyadari apa yang telah saya alami. Jika orang lain telah mengalami hal yang sama, mereka akan tahu bagaimana membantu orang.”

Ayah Terri juga mengatakan, “Ini adalah suatu hal yang harus Anda hadapi seumur hidup. Terri akan selalu membutuhkan cangkok kulit selama ia bertumbuh. Jika Anda mengatakan kepada saya 13 tahun lalu akan ada dimana Terri saat ini, saya tidak akan percaya. Ini adalah sesuatu dimana Anda harus memiliki harapan dan kekuatan di pikiran Anda, untuk membawa Terri melalui semua hal ini. Awalnya saya merasa sangat malu, saya tidak dapat berbicara dengan siapapun. Namun hal ini memberi banyak dorongan kepada saya.”

Terri telah menjalani lebih dari 40 operasi, dan berharap agar ia memiliki ibu jari dalam operasi berikutnya. Saat Terri berusia 18 tahun dan telah selesai bertumbuh, ahli bedah akan mulai merekonstruksi hidungnya.

Pengalaman Terri mengingatkan setiap orangtua untuk berhati-hati dan waspada saat menjaga buah hati tercinta. Hal sepele dapat mendatangkan tragedi tak terperi. Pengalaman hidup yang paling menyakitkan sekalipun dapat membawa hikmah dan kekuatan untuk melanjutkan hidup dengan cara pandang yang baru dan menginspirasi banyak orang. Kejadian buruk apapun yang kita alami dalam hidup ini bukanlah akhir dari segalanya melainkan awal yang baru dari kehidupan penuh anugerah yang disediakan Tuhan bagi kita.

 

Baca Juga:

Sumber : dailymail.com
Halaman :
1

Ikuti Kami