Pemberian Tuhan, Harus Dikembalikan

Investment / 4 June 2012

Kalangan Sendiri

Pemberian Tuhan, Harus Dikembalikan

Hot Triany Nadapdap Official Writer
5034

Penyerahan diri memicu datangnya berkat yang ajaib dari Tuhan. Ada talenta dan kemampuan yang dikaruniakan Tuhan untuk diserahkan, yang sebelum kita serahkan semua itu tak akan berguna.

Ada banyak cara menyerahkan diri kepada Allah. Kadang-kadang itu terjadi ketika kita memberi perpuluhan atau membantu orang yang memerlukan pertolongan di sekitar kita. Kelimpahan akan terjadi karena kita telah mengembalikan segala sesuatunya ke tangan Sang Pencipta. Ketika kita menahan apa yang akan terjadi karena kita telah mengembalikan segala sesuatunya ke tangan Sang Pencipta. Ketika kita menahan apa yang akan Ia berikan kepada kita, kemandekan akan terjadi, seperti air terjebak dalam genangan. Anda dan saya memiliki sedikit saja kemampuan untuk mencipta segala sesuatu. Sesungguhnya, kita tidak pernah mencipta, hanya mengolah sesuatu yang berada di sekitar kita. Hanya Tuhan yang mampu mencipta, sedangkan manusia hanya bisa menghabiskan.

Pikirkanlah sejenak prinsip menabur atau berserah yang ada di Perjanjian Baru dan terutama di Kisah Para Rasul.

Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. (Kisah Para Rasul 2:44-47, penekanan huruf tebal ditambahkan).

Anda bisa memahami bahwa orang Kristen mula-mula memiliki konsep menabur untuk menuai lebih banyak. Mereka tidak hanya berbagi harta namun juga kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan kehidupan yang mereka miliki dalam Kristus. Karena mereka hidup dengan pola tangan terbuka, Tuhan menambahkan segala sesuatu yang dapat diberikanNya.

Prinsipnya-mereka berbagi/manabur, dan Tuhan membuat mereka disukai banyak orang dan menambah jumlah mereka tiap harinya. Entah perubahan seperti apa yang akan terjadi bila gereja kita mau mempercayai Tuhan sehingga mau membuka tangan dan mengizinkan Roh Kudus menabur apa yang telah Dia berikan kepada kita.

Kita perlu memahami apa yang kita tabur dan kita serahkan kepada Tuhan dalam bentuk yang lebih luas dan lengkap. Itu bukan sekedar memberi uang perpuluhan, tetapi semua yang Tuhan berikan ke tangan kita, bentuknya bisa itu karunia rohani, uang, atau bahkan waktu. Semua ini pemberian Tuhan. Apa pun barangnya, polanya tetap sama: pemberian dari Tuhan dan kita serahkan kembali untuk kemuliaanNya.

Dalam dua tahun awal pernikahan kami, saya dan istri (penulis, red.) mengambil uang yang tersisa di rekening setiap akhir tahun dan mengembalikannya kepada Tuhan. Dia selalu memberikan jauh lebih banyak daripada beberapa dollar yang bisa kami simpan di bawah kasur. Dia menerima kemuliaan dan kita diberi kelimpahan.

Salah satu hal yang membuat kita gagal mengembalikan benih kepada Tuhan adalah karena kita menghabiskannya demi kesenangan kita sendiri. Kadangkala kita mendengar orang yang berjuang mengatasi kesulitan keuangan, tetapi ketika kita masuk ke rumah mereka, tidak terlalu sulit untuk melihat bagaimana mereka menghabiskan benih yang ada pada mereka.

Seorang teman bercerita soal telepon yang ia terima dari keluarga yang sangat membutuhkan makanan. Nampaknya jatah bantuan makanan dari pemerintah sudah habis dan kini dapur mereka kosong melompong. Teman saya berusaha membantu dengan membawakan mereka beberapa kotak makanan. Ia masuk ke rumah keluarga itu, terkejut ketika melihat satu set televisi baru layar lebar yang membuat ruang tengah rumah itu bagai sebuah pusat hiburan, padahal mereka tinggal di karavan yang bahkan beberapa jendelanya tanpa kaca. Tempat itu kumuh dan bau sampah. Mereka mengaku tak punya uang untuk beli susu, tetapi anehnya mereka tidak sulit belanja barang mewah. Allah akan memberi kita apa yang kita perlukan, tetapi bila kita salah menggunakannya, Ia tidak dapat memperbaikinya.

Ketika kita menolak untuk menyerah kepada Tuhan, kita ada di bawah roh kemiskinan. Ketika kita tidak menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, kita hidup di bawah kancah peperangan antara semangan dan keputusasaan, karena kita memutuskan hubungan dengan tangan yang Empunya ternak yang tersebar di ribuan bukit. Segala sesuatu berasal dari tangan Tuhan melalui tangan kita dan kita mengembalikannya untuk kemuliaan Allah.

Sumber : Disadur dari: Buku Strategies for Financial Breakthrough (Eugene Strite)
Halaman :
1

Ikuti Kami