Pro kontra mengenai kehadiran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran di sekolah-sekolah yang menggantikan pendidikan Pancasila masih terjadi. Sejak 8 tahun diresmikan pemerintah, tidak habis-habisnya mata pelajaran ini menuai perdebatan.
Aktivis Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo kali ini yang menyoroti tentang hal tersebut saat ia berkesempatan menjadi pembicara di diskusi Revitalisasi Pendidikan Pancasila: Memperkokoh Keberagaman Menuju Keadilan, yang diadakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Kamis (31/5).
Di depan peserta diskusi, Bambang mengatakan pendidikan kewarganegaraan yang kini diajarkan guru-guru kepada murid-muridnya sangat rentan dimanipulasi oleh kekuatan penguasa yang ingin terus berkuasa. Berubahnya kebijakan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dari waktu ke waktu, tambah dia, adalah bukti adanya kepentingan dan kemauan dari orang-orang yang sedang di dalam kekuasaan.
Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan tidak dicantumkannya lagi kata Pancasila di kurikulum menjadi tanda semakin terpinggirkannya pendidikan Pancasila di institusi-institusi pendidikan formal. Oleh karenanya, ia menyatakan bukan sesuatu yang mengherankan jika peserta pendidikan di tingkat sekolah dasar maupun pendidikan tinggi yang ada sekarang tidak hafal dengan Pancasila.
Sebagai informasi, besok (1 Juni) adalah Hari Lahirnya Pancasila. Pada tanggal ini 67 tahun lalu, Presiden Soekarno melontarkan kata "Pancasila" yakni di hadapan Badan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengenai landasan /dasar negara yang akan dianut setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Dan untuk pertama kalinya Bung Karno menyebut dasar-dasar negara sebagai Pancasila.
Baca juga:
Kebaikan Hadirkan Kerajaan Allah
Dokumentasi Kopi Darat Mei 2012
Ratusan Gereja Kumpulkan Dana Untuk Definisi Pernikahan Tradisional
Sumber : Kompas.com / budhianto marpaung