Salah satu sorotan dunia terhadap Indonesia adalah masalah kebebasan beragama yang selalu memunculkan bentuk kasus baru dan perlu segera dibenahi. Menurut Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Jhonny Nelson Simanjuntak kekerasan agama yang dilakukan kelompok massa, adalah kegagalan dalam bernegara.
"Aparat kurang merespon korban kekerasan agama, tidak ada kepastian peraturan perundang-undangan akan hal ini. Dan masalah kekerasan agama terjadi karena persoalan politik yang sering kali terjadi di tingkat lokal, isu agama cuma untuk dapat simpati masyarakat," katanya saat menerima perwakilan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan delegasi Parlemen Jerman di Komnas HAM, Jakarta, Rabu (16/5).
Menyikapi hal ini, salah satu anggota Parlemen Jerman Christof Staresser mengatakan, pemerintah belum memberikan solusi yang baik untuk menyelesaikan persoalan agama. “Saya sudah datang ke sini sejak 2002, dan sampai saat ini tidak ada kemajuan dalam kebebasan beragama," ujar dia.
Staresser mengakui, perjuangan penegakan HAM di Indonesia masih pendek, mengingat Jerman butuh waktu 250 tahun untuk mewujudkan hal tersebut. "Sementara Indonesia dari negara otoriter menuju demokrasi masih dapat dihitung tahun. Dan masalah HAM bila di Indonesia tidak bisa diselesaikan, maka Jerman akan membawa ini ke dunia internasional," pungkas Christof.
Pemerintah seharusnya harus tanggap dan memprioritasi masalah kebebasan beragama, dan kita sebagai masyarakat jangan sampai terlena oleh pengalihan isu di media. Masyarakat wajib terus menyuarakan bentuk ketidakadilan dan ketiadaan pemerintah dalam masalah vital yang dialami masyarakat.
Sumber : Jaringnews