Film berjudul “Soegija” garapan sutradara kawakan Garin Nugroho ini mengangkat tokoh pahlawan nasional Mgr.Soegijapranata, SJ, uskup Katolik pribumi pertama di Indonesia yang pikiran dan tindakannya mengedepankan perdamaian, pruralis dan juga cinta Indonesia.
Film ini dipastikan bukanlah biografi Soegija, karena menurut Garin, ia mengemas film ini untuk menghibur dan juga sederhana walau pun tidak dangkal sehingga tetap mudah dicerna oleh masyarakat.
“Saya bikin hiburan yang dikerjakan sungguh-sungguh. Kemasan Hollywood, namun dengan gaya Melayu. Main musiknya orkestra besar, nyanyinya tetap saja 'benci tapi rindu'," demikian pernyataan Garis yang dirilis oleh Kapanlagi.com.
Film Soegija ini telah digagas selama lima tahun, setelah riset panjang akhirnya film ini dikerjakan dengan sangat serius. Dengan di dukung oleh 2.775 pemain dari dalam dan luar negeri, film yang akan dirilis pada awal Juni nanti telah menelan dana sebesar 12 miliar rupiah. Film yang menggunakan 6 bahasa tersebut mengambil setting tempat di Yogyakarta, Semarang dan beberapa tempat lainnya di Jawa Tengah.
Film ini dalam trailernya kisahnya diawali bagaimana Soegija diangkat menjadi uskup Katolik pribumi pertama ditengah berkecamuknya perang dunia kedua. Perang menyebabkan banyak orang menderita, terutama orang-orang Indonesia karena banyak keluarga terpisah, anak-anak yang mencari orangtuanya dan sebaliknya.
Dengan setting waktu pada tahun 1942 saat Jepang masuk ke Indonesia, Mariyem (Annisa Hertami) seorang gadis pribumi terpisah dari sang kakak Maryono (Mohammad Abe). Hal yang serupa dengan Ling Ling (Andrea Reva), seorang gadis keturunan China yang terpisah dari ibunya (Olga Lydia). Keterpisahan itu mempertemukan mereka dengan sang Romo Soegija yang sangat prihatin bukan hanya pada kondisi umatnya namun juga masyarakat Indonesia yang menderita.
"Film ini tidak hanya mengisahkan tentang kepahlawan Soegija tetapi yang penting justru bagaimana film ini mengajak kita memaknai kembali nasionalisme dalam konteks jaman ini. Soegija mengingatkan bahwa perjuangan tidak identik dengan kekerasan. Soegija memberi teladan melampaui diri dan agamanya. Keutamaan kehidupan berbangsa adalah belajar dan bekerja, membina kerjasama dan memupuk kebangsaan kita dengan terbuka," demikian jelas Romo Benny Susetyo Pr, Sekretaris Komisi Hubungan antar Agama KWI.
Jika beberapa kelompok dari agama tertentu menyatakan penolakan atas kehadiran film ini, produser film Soegija, Tri Giovanni dan Djaduk Ferianto menjamin bahwa film ini bukanlah film dakwah. ““Ini film soal kepahlawanan, nasionalisme. Ini ibarat perayaan multikultur,” demikian terang Djaduk.
Anda penasaran dengan film ini? Pastikan Anda mendapatkan tiketnya segera, karena film ini akan dirilis perdana pada 7 Juni 2012 di bioskop-bioskop kesayangan Anda.
<object width="400" height="309" data="http://www.jawaban.com/news/userfile/videofile/mediaplayer.swf" type="application/x-shockwave-flash"> </object>
Baca juga artikel lainnya :
Bad Relationship, Mengapa Masih Dipertahankan?
Roh Kudus, Karunia Terbesar Dari Tuhan
Amankan Laga Inter, Polisi Terjunkan 2.534 Personel
Tips Tidur Sehat Bagi Wanita Hamil
Sumber : Kapanlagi.com | SuaraPembaruan.com | TribunNews.com | Puji Astuti