Terpanggil Untuk Berdoa

Kata Alkitab / 14 May 2012

Kalangan Sendiri

Terpanggil Untuk Berdoa

Budhi Marpaung Official Writer
7431

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (I Tim 2:1)

Banyak dari kita yang sudah mengetahui tentang doa, tetapi tidak semua dari kita yang menyadari bahwa selaku murid Kristus, salah satu panggilan DIA bagi penyerahan diri kita adalah berdoa. Allah memanggil kita untuk mencari DIA, kehendak-Nya, dan jalan-Nya dalam segala bidang kehidupan kita.

Allah telah menghubungkan diirnya dengan doa, jadi pada waktu umat-Nya berseru kepada-Nya, Dia mendengar dan menolong. Yesus mengajarkan hal ini kepada kita dalam perumpamaan tentang Hakim yang Tak Benar (Baca Lukas 18 : 1 –8). Secara singkat, pada perikop tersebut dituliskan mengenai seorang janda yang sedang dalam kesulitan.

Dan dalam masalahnya tersebut, ia pun datang kepada seorang hakim yang tak takut akan Tuhan dan tak menghormati siapapun. Pada awalnya, hakim ini mengacuhkan kedatangan janda tersebut. Tetapi setelah beberapa lamanya menolak, hakim ini pun mau juga mengabulkan apa yang menjadi keinginan wanita tersebut.

Dari kisah ini, Yesus ingin memberi tahu setiap kita bahwa kalau hakim yang tidak benar itu saja pada akhirnya dapat tergerak untuk menolong wanita malang yang sedang dalam kesulitan dengan alasan agar ia tidak terus diganggu oleh si wanita tersebut, apalagi Bapa kita yang di surga; Dia akan memberikan keadilan dan pertolongan kepada anak-anak-Nya yang datang kepada-Nya terus menerus.

Ini adalah pengajaran dengan menggunakan kontras, Yesus tidak bermaksud supaya kita membandingkan Bapa di surga dengan hakim itu, sebab hakim itu adalah orang yang tidak peduli. Ia seorang yang tidak berperasaan dan acuh tak acuh. Ia memenuhi permintaan wanita itu hanya supaya wanita itu berhenti mengganggunya. Yesus tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa Allah seperti hakim itu. Sama sekali tidak. Tetapi jika orang yang acuh tak acuh dan tidak berperasaan itu pada akhirnya dapat tergerak untuk menolong seorang wanita yang sedang menghadapi suatu keperluan, betapa Bapa kita yang di surga akan lebih tergerak untuk menolong kita ketika kita menghadap-Nya dan menyampaikan permintaan kita.

Permintaan ini merupakan pendorong yang kuat bahwa doa kita lama tidak dijawab. Kita semua mengalami masa-masa gelap ketika langit tampaknya seperti kuningan. Tetapi Yesus mendesak kita untuk tetap berdoa. Jangan berhenti. Allah dapat tergerak dan doa adalah kekuatan yang menggerakkannya. Sementara Yesus mendorong kita untuk berdoa, Dia mengajarkan tiga kebenaran agung mengenai doa:

1. Tugas yang Kudus. Pertama-tama, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa doa adalah tugas yang kudus. Dia berkata bahwa kita “harus berdoa”. Kita harus menunjukkan suatu kewajiban moral, suatu tugas yang kudus.

Mengapa Yesus berkata kita harus berdoa ? Karena Dia tahu apa yang dapat dihasilkan oleh doa. Doa dapat menghidupkan kembali sebuah gereja. Doa dapat memberi kekuatan kepada seseorang. Doa dapat menjungkirbalikkan kehidupan. Karena mengetahui apa yang dapat dihasilkan oleh doa, Yesus berkata bahwa orang harus berdoa.

2. Kebutuhan yang terus menerus. Yesus tidak hanya memberitahu kita bahwa doa adalah suatu tugas yang kudus, tetapi Dia juga mengajar kita bahwa doa adalah suatu kebutuhan yang terus menerus. Dia berkata bahwa kita “harus selalu berdoa”. Kata selalu tidak hanya berarti setiap waktu, tetapi dalam setiap keadaan hidup.

Yesus mengundang kita untuk membawa segala kebutuhan kita kepada-Nya – untuk secara terus menerus hidup bergantung pada Allah dan hidup dalam hubungan yang dekat dengan Dia. Doa tidak boleh menjadi usaha kita yang terakhir; doa harus menjadi usaha kita yang pertama. kita tidak boleh menunggu sampai kita berada dalam situasi yang gawat dan menunggu sampai kita berada dalam situasi yang gawat dan kemudian berseru kepada Allah. Kita harus berdoa setiap saat. Orang harus selalu berdoa.

3. Kebutuhan Praktis. Akhirnya, Yesus memberitahu kita bahwa doa adalah suatu keperluan yang praktis. Dia berkata bahwa orang harus selalu berdoa dengan “tidak jemu-jemu” (Lukas 18:1). Kata yang diterjemahkan jemu berarti “putus asa, bosan, undur”.

Sebenarnya, ada dua arti yang mungkin bagi ungkapan “dengan tidak jemu-jemu”. Yang pertama dan yang paling jelas ialah bahwa kita tidak boleh putus asa atau berhenti berdoa. Kita tidak boleh putus di tengah jalan pada waktu kita berdoa. Tetapi, ada arti lain yang mungkin, yaitu bahwa kita harus berdoa sehingga kita tidak akan “undur” dalam tugas-tugas kehidupan yang sulit.

Yesus menyadari bahwa hidup ini sulit, Tekanan, kesulitan, dan kekecewaan melanda kita semua. Jika kita tidak hati-hati, itu semua dapat menghancurkan kita.

Doa adalah garis yang menghubungkan kita dengan Bapa di Surga. Saat kita terkoneksi dengan-Nya maka kita akan menerima kekuatan yang kita perlukan untuk menghadapi perjuangan hidup.

Doa adalah refleksi dari keimanan kita. Saat kita mengaku bahwa kita percaya sungguh-sungguh kepada Allah maka bukti nyata dari pernyataan kita ini adalah gaya hidup kita sehari-hari adalah gaya hidup berdoa.

Sumber: Saduran buku Murid Sejati; Paul W.Powell; Penerbit Yayasan Kalam Hidup

Halaman :
1

Ikuti Kami