Diteror FPI, Siapakah Irshad Manji?

Nasional / 6 May 2012

Kalangan Sendiri

Diteror FPI, Siapakah Irshad Manji?

Puji Astuti Official Writer
8132

Kedatangan seorang jurnalis dan tokoh revormis Islam dari Kanada bernama Irshad Manji mendapat tentangan dari beberapa pihak Islam radikal Indonesia, terutama Front Pembela Islam. Saat melakukan diskusi di Salihara dan Aliansi Jurnalis Independen di Jakarta sempat ricuh sehingga polisi harus membubarkan acara tersebut dan melakukan evakuasi. Siapakah sebenarnya sosok Irshad Manji ini?

Wanita yang lahir pada tahun 1968 di Uganda ini berdarah India dan Mesir. Dibawah pemerintahan Jenderal Idi Amin pada tahun 1971-1973, ribuan keluarga Asia di Uganda dipaksa untuk hijrah ke negara lain, termasuk keluarga Manji. Akhirnya keluarganya memilih Vancouver, Kanada sebagai tempat tinggal mereka di tahun 1972.

Irshad Manji yang dibesarkan dengan dua model sekolah, yaitu sekuler dan madrasah. Namun pada usia 14 tahun ia dikeluarkan dari madrasah kerena dinilai terlalu banyak bertanya. Menurut Manji, apa yang dipelajarinya di madrasah bukanlah pendidikan, tetapi dokrinasi. Hal itu membuatnya ingin memperdalam pengetahuannya tentang islam.

Irshad Manji tumbuh menjadi wanita yang cerdas dan kritis, terlebih ia terjun dalam bidang jurnalistik. Pemikirannya tentang Islam dan juga kebebasan sangat mewarnai tulisan dan juga program-program televise yang dibuatnya.

Jika dirinya begitu brilian, apa yang menjadi batu sandungan Irshad Manji?

"Irshad Manji misalnya. Dia diserang karena dia berani menggugat atau kritis terhadap pandangan Islam konvensional. Kebetulan dia seorang lesbian, makin dijadikan target serangan-lah dia,"demikian jelas Hartoyo, seorang aktivis LGBT Indonesia saat mengkomentari kasus rusuhnya diskusi yang digelar dengan Manji.

Ternyata status Isrhad Manji yang seorang lesbian dan mendukung LGBT-lah yang membuat kelompok garis keras menentang kehadirannya. Kehadiran Manji dianggap akan membawa pandangan bahwa Islam terbuka untuk kaum LGBT.

Gerakan LGBT saat ini memang semakin kuat bersuara, hal ini menjadi perhatian berbagai kelompok agama, bukan hanya Islam, di dunia Kristen pun sudah cukup mengkuatirkan. Namun kembali, tindakan anarkis bukanlah solusinya. Kasih Tuhanlah yang dapat mengubah kehidupan seseorang.

Sumber : Beritasatu.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami