Aktivis Gay: Kami Kristen Dan Kami Gay

Internasional / 3 May 2012

Kalangan Sendiri

Aktivis Gay: Kami Kristen Dan Kami Gay

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
8434

Kampanye untuk mendukung kesetaraan kaum gay dan transgender terus digalakan, bahkan sebuah kelompok membuat kampanye dengan memasang papan reklame yang menuliskan “Gay Christian? Yes!” reklame tersebut dipasang di di Grand Rapids, Michigan. Kampanye yang digerakan oleh  kelompok Gays in Faith Together (GIFT) ini beranggapan bahwa kasih Allah dalam Kristus telah meluas tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender.

Lewat kampanye tersebut, mereka ingin menyampaikan dua hal yaitu, bahwa seseorang dapat menjadi Kristen dan gay sekaligus, sedangkan tujuan keduanya adalah untuk menegaskan kehadiran orang-orang gay dalam komunitas kristen.

Hal ini dibantah dari para teolog Kristen. Menurut Dr R. Albert Mohler Jr, presiden dari The Southern Baptist Theological Seminary, homoseksualitas adalah dosa dan normalisasi dosa tidak dapat membawa pada kebahagiaan manusia. "Kita tidak bisa bergabung dengan budaya yang lebih besar dalam menormalkan homoseksualitas dan masyarakat restrukturisasi untuk mencocokkan moralitas baru," ungkap Mohler kepada The Christian Post.

Jim Daly, presiden dari Focus on the Family mempunyai pendapat yang tidak jauh berbeda. Menurutnya hanya karena seseorang memiliki dosa, tidak berarti bahwa dosa harus diterima oleh Gereja. Daly menegaskan bahwa dosa dapat dilepaskan jika seseorang berpaling kepada Tuhan dan bertobat, orang tersebut pun harus melepaskan ego mereka dan penyimpangan seksual mereka jika memilih untuk mengikut Kristus.

"Setiap dari kita dapat dibebaskan dari homoseksualitas, atau hubungan seks heteroseksual di luar nikah, atau pornografi, atau keserakahan, atau gosip, atau kelemahan manusia lainnya dan menjadi pria dan wanita yang Tuhan inginkan kita untuk," ungkap Dally.

Saat kita memilih untuk menjadi pengikut Kristus, maka kita pun harus meninggalkan kehidupan dosa kita di masa lalu dan meminta Tuhan untuk memberikan jati diri yang baru yaitu sebagai anak Tuhan. Tidak berhenti di situ saja, kita pun harus mengerjakan keselamatan yang telah kita terima di dalam Kristus dengan hidup seturut dengan kehendak Tuhan, yangmana Tuhan hanya menginginkan manusia berpasangan laki-laki dan perempuan seperti yang telah direncanakannya dari awal.

Baca Juga :

Kitab Perjanjian Baru Versi Non Kristen

Tubuh Wangi Bebas Alergi

Jatuh Cinta Saja Tidak Cukup Dalam Pacaran

Sumber : christianpost/vina
Halaman :
1

Ikuti Kami