Murid yang Dikasihi

Kata Alkitab / 3 May 2012

Kalangan Sendiri

Murid yang Dikasihi

Budhi Marpaung Official Writer
15624

“Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" (Yohanes 19:26)

Ada banyak nama Yohanes di Perjanjian Baru. Di antaranya adalah Yohanes Pembaptis, Yohanes Markus, Rasul Yohanes yaitu saudara Rasul Yakobus anak Zebedeus, Yohanes di pulau Patmos dan seterusnya.

Para peneliti Alkitab dan sejarah menemukan bahwa dari segi isi penulisan, Injil Yohanes tidak menuliskan kisah Rasul Yohanes anak Zebedeus ketika bersama dengan Yesus, melainkan kisah-kisah lain Yesus yakni ketika tidak selalu bersama para rasul. Menariknya lagi, mereka menemukan bahwa nama Yohanes anak Zebedeus tidak muncul di Injil ini secara khusus. Yang muncul justru adalah murid dengan sebutan yang lain yaitu “Murid yang dikasihi-Nya”. Di sini bisa disimpulkan bahwa Rasul Yohanes anak Zebedeus berbeda dengan penulis Injil Yohanes yaitu “Murid yang dikasihi-Nya”. 

Ada orang-orang free thinker seperti Dan Brown (penulis novel Da Vinci Code) yang menyimpulkan bahwa “Murid yang dikasihi-Nya” adalah seorang wanita, yaitu Maria Magdalena. Lebih lagi ia mengatakan bahwa Maria Magdalena adalah istri Yesus yang ikut dalam perjamuan the last supper dan duduk di sebelah kanan Yesus. Secara teologis pendapat ini salah karena Yesus datang ke bumi bukan untuk kawin melainkan untuk mati bagi umat manusia. Secara kultur-historis, pendapat ini juga tidak tepat mengingat Yesus hidup dalam adat-istiadat Yahudi. Dalam adat Yahudi, seorang tamu agung pada perjamuan resmi tidak boleh duduk semeja dengan wanita, sekalipun ia adalah istri atau putri tuan rumah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa “Murid yang dikasihi-Nya” itu adalah seorang pria. Tetapi kita tidak boleh menganggap remeh orang-orang seperti Dan Brown ini, karena ternyata ia hanya salah seorang yang mewakili jutaan orang di dunia ini yang berpikir seperti dia. Kita harus semakin berhati-hati di zaman ini.

Suatu saat di dalam perjamuan makan malam terakhir, Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa salah seorang di antara mereka akan mengkhianati Dia. Maka gemparlah murid-murid-Nya itu. Namun dalam situasi yang demikian serius, “Murid yang dikasihi-Nya” itu bersandar dekat di sebelah kanan Yesus sambil bertanya dengan santai siapakah orang yang akan mengkhianati itu (Yohanes 13 : 23 & 25). Kita bisa melihat betapa akrabnya murid tersebut dengan Yesus, seperti seorang adik kecil yang berlindung manja di balik abangnya.

Meskipun demikian, murid ini memang membuktikan bahwa dirinya memang dikasihi dan mengasihi Yesus. Juga hanya pada Injil Yohanes yang dia tulis inilah terdapat pernyataan bahwa Allah begitu mengasihi manusia sehingga Ia rela mengorbankan Anak-Nya agar setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16). Sementara murid yang lain lari kocar-kacir ketika Yesus ditangkap dan diadili, namun “Murid yang dikasihi-Nya” ini tetap berani dan setia mengikuti Yesus bersama para wanita sejak Ia diadili, disalibkan hingga dikuburkan. Maka Yesus pun menghargai kesetiaan dan rasa kasih murid ini kepada Tuhan dengan menitipkan Maria ibu-Nya itu, wanita yang sudah tua, yang paling Ia hormati, hargai dan kasihi selama di bumi ini kepada “Murid yang dikasihi-Nya” itu (Yohanes 19 : 26-27). Selanjutnya “Murid yang dikasihi-Nya” ini pun dipercayakan untuk menggembalakan 7 jemaat di Asia Kecil yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (Wahyu 2 & 3) yang berpusat di Efesus. Murid ini pun tetap menjalankan amanat itu dengan membawa Maria ke sana dan mereka tinggal bertetangga sampai murid ini meninggal dunia. Setelah itu barulah Maria kembali ke Yerusalem dan akhirnya meninggal di sana.

Mengapa Tuhan begitu mengasihi murid ini? Apakah Tuhan pilih kasih terhadap murid ini dibandingkan murid-murid yang lain?  Jawabannya tidak. Perbedaannya adalah murid ini merespons kasih Tuhan secara benar dengan segenap hati, jiwa, akal dan kekuatannya. Itulah sikap yang diharapkan Tuhan.

Kita adalah umat yang telah ditebus. Yesus telah terlebih dahulu mati bagi kita karena kasih-Nya kepada kita. Maukah Anda merespons kasih Tuhan ini seperti “Murid yang dikasihi-Nya” ini lakukan?

Halaman :
1

Ikuti Kami