Memberi Dengan Murah Hati (1)

Investment / 30 April 2012

Kalangan Sendiri

Memberi Dengan Murah Hati (1)

Hot Triany Nadapdap Official Writer
3747

Memberi dengan murah hati diharapkan dari semua orang Kristen. Bagaimanapun, kita semua telah dengan bebas menerima banyak – pengampunan atas dosa, penebusan, hubungan dengan Allah, dan daftar ini masih bisa diteruskan. Berikut ini adalah ide-ide dari Kitab Suci:

1 Korintus 16:2,

“Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing – sesuai dengan apa yang kamu peroleh – menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.”

Perspektif ilahi dari memberi ada dalam situasi itu. Di dalamnya, Paulus memberikan petunjuk dan rumus untuk pemberian yang dilakukan secara tetap dan teratur. Perhatikan permintaan Paulus agar ada sesuatu yang tetap. Ia meminta agar secara teratur pemberian dilakukan pada hari pertama tiap-tiap minggu. Ia secara spesifik meminta agar ada sejumlah uang yang disisihkan. Akhirnya, ia meminta sejumlah uang yang harus diperjuangkan secara finansial dan harus dipenuhi secara teratur.

Dalam Kitab Kejadian, ada catatan tentang Yakub yang berkomitmen untuk memberi.

Kejadian 28:20-22,

“Lalu bernazarlah Yakub: ‘Jika Allah akan menyertai dan melindungi aku di jalan yang ku tempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu.’ ”

Dalam sejarah awal Alkitab, kita melihat gambaran tentang Yakub, manusia yang berjanji kepada Allah bahwa ia akan mengembalikan sepersepuluh dari segala keuntungannya. Yakub sedang memulai suatu perjalanan, rupanya ia telah meninggalkan keluarganya selama jangka waktu tertentu, dengan tempat tidurnya beratapkan bintang-bintang. Allah datang kepadanya dalam mimpi, menjanjikannya berkat yang besar di masa depan, yang tentu saja memang Dia berikan. Yakub menjanjikan sepersepuluh, sebab ia paham akan prinsip memberi.

Lukas 6:38,

“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Memberi adalah pemicu dari Allah untuk mukjizat keuangan. Dengan memberi, kita menerima. Bila Anda memberi kepada kerajaan Allah, kita akan menerimanya kembali. Tetapi, dari manakah asalnya? Siapa yang akan memberi kepada Anda? Apakah Allah akan membuat uang turun dari langit sehingga kebutuhan-kebutuhan Anda terpenuhi? Tidak, bagian kedua ayat 38 berkata,”…akan dicurahkan (oleh orang-orang) ke dalam ribaanmu (hidupmu) (KJV).” Beginilah cara kerja siklus berkat. Bila Anda memberi kepada Allah, Allah selanjutnya akan membuat orang-orang lain memberi kepada Anda. Berkat itu bisa saja dalam bentuk pelanggan baru bisnis Anda, Dia akan memastikannya menghasilkan uang!

Dalam perekonomian Allah, tidak akan ada yang terjadi sampai Anda memberikan sesuatu. Itulah hukum universal dari Allah. Paulus dengan tepat mengingatkan kita,

“Camkanlah ini: orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Korintus 9:6-8).

Berapakah banyaknya uang yang seharusnya diberikan seorang Kristen kepada Tuhan? Allah tidak begitu tertarik mengenai berapa banyaknya kita memberi, apakah minimum 10%, 15%, 20%, atau bahkan 50% dari pendapatan kita. Tetapi, Dia tertarik pada bagaimana dan mengapa kita memberi. Memberi dimulai dengan persepuluhan. Persepuluhan pada dasarnya adalah ketaatan. Persepuluhan berkaitan dengan mempercayai Allah dan janjiNya. Persepuluhan pada dasarnya adalah ketaatan. Persepuluhan berkaitan dengan mempercayai Allah dan janjiNya. Persepuluhan dilakukan dengan iman. Kita memberi persepuluhan karena Dia mengatakannya demikian. Kita memberi persepuluhan karena kita mempercayaiNya. Apa yang kita lakukan dengan iman membawa hasil.

Ketidaktaatan adalah persoalan yang serius. Allah sudah mempunyai rancangan masa depan yang gilang gemilang atas Raja Saul. Dia ingin memberkati hidupnya dan mengisinya dengan wewenang, kekuasaan, dan kekayaan yang besar. Tetapi, Saul malah memilih untuk tidak taat.

1 Samuel 15:19,

“Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?”

1 Samuel 15:23,

“Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.”

Kemurahan hati Allah adalah lawan dari keserakahan. Dengan memberi, kita menerima. Dengan menahan sesuatu, kita kehilangan.

Anda diberkati melalui artikel ini dan ingin mendukung pelayanan CBN? Klik Dukung Pelayanan CBN di bawah artikel ini.

Sumber : Disadur dari: Buku Biblical Principles for Becoming Debt Free! (Frank Damazio&Rich; Brott)
Halaman :
1

Ikuti Kami