Keprihatinan atas kondisi dunia pendidikan di Indonesia terus mengalir, termasuk dalam hal pengadaan Ujian Nasional (UN) yang masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini disampaikan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait masih banyaknya ditemukan kecurangan selama pelaksanaan UN tahun ini. ICW mengaku sangat tidak setuju dengan tetap dilaksanakannya UN karena menilai UN hanya membuat banyak siswa bertindak tidak jujur.
“Siswa itu aset bangsa. Jika UN saja sudah tidak jujur, ke depannya malah akan melahirkan generasi yang korupsi,” ungkap Febri Kendri, selaku Koordinator ICW Divisi Monitoring Pelayanan Publik pada jumpa pers di kantor LPSK, Jakarta Pusat, Senin (23/4) sebagaimana dilansir Kompas.
Selama ini UN dianggap hanya untuk kepentingan politik karena terkait nama baik sekolah dan daerah. Akibatnya, jika hasil UN tidak bagus, pihak sekolah akan merasa malu. Jika UN di sebuah sekolah jelek, maka tidak ada murid akan bersekolah lagi di sana. Akibatnya sekolah pun akan melakukan segala cara agar semua siswa dapat lulus.
“Semua ini dilakukan karena kami prihatin dengan keadaan murid di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bukannya baik, malah akan membuat ketidakjujuran,” tambah Febri.
Untuk membuktikan bahwa ketidakjujuran selama pelaksanaan UN itu terjadi, ICW memperlihatkan sebuah video dokumenter berdurasi 15 menit yang berlangsung di sebuah sekolah. Di dalam video tersebut diperlihatkan cara siswa mendapatkan kunci jawaban dan komentar-komentar mereka atas kunci jawaban tersebut.
ICW berharap untuk ke depannya agar masyarakat berani melapor jika menemukan kecurangan selama UN. Karena saat ini sudah ada lembaga yang akan mendampingi para pelapor yang mengungkapkan kecurangan tersebut.
Meminimalisir kecurangan selama UN harus dimulai dari keluarga. Orangtua harus berperan aktif menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas kepada anak sejak dini. Pengenalan anak akan Tuhan akan semakin mempertegas jati diri mereka untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dan bukan kekuatannya sendiri.
Baca Juga: