Tragedi Holocaust (tragedi kaum Yahudi di Eropa) yang sudah berlangsung hampir tujuh puluh tahun silam itu nampaknya masih menjadi trauma tersendiri bagi empat puluh persen warga Israel. Hal ini dimuat dalam survey dari Tel Hai Academic College.
"Situasinya kini sekitar sepertiga warga Israel percaya bahwa Holocaust bukanlah kejadian satu kali, dan bisa terjadi lagi," ujar Kepala Departemen Psikologi Tel Hai Profesor Shaul Kimhi kepada Haaret.com, Senin 16 April 2012.
Survei tersebut merupakan proyek Departemen Psikologi di kampus yang berlokasi di Galilee atas, provinsi di utara Israel. Survei menunjukkan ketakutan warga Israel atas tragedi yang sudah berlangsung hampir tujuh puluh tahun silam itu.
Selain percaya Holocaust bisa terulang, sekitar 43 persen responden menilai keberadaan negara Israel bisa terancam hancur. Dampak Holocaust terus berlanjut hingga generasi setelah perang Dunia II. Kondisi itu menurutnya tidak sehat.
Sebab ketakutan Holocaust ditanamkan sejak kecil, sehingga menjadi sesuatu yang irasional. "Tapi kisah itu adalah bagian kebudayaan Yahudi," Kimhi menuturkan. Ketakutan terhadap Holocaust, kata dia, adalah refleksi mendalam dan sentimen budaya yang tidak perlu diubah. Meski demi situasi keamanan Israel atau kondisi diplomatik.
Kenangan dan bayangan kelam masa lalu pastinya tetap teringat pada diri kita. Namun ketika kita mau mengampuni dan tidak hanyut dalam emosionalitas yang merenggut sukacita kita, pasti kenangan tersebut dapat terlupakan dan bisa dimaafkan. Sehingga pikiran masa depan yang positif akan berada didepan mata.
Sumber : tempo.co