Memberikan Bantuan Hukum, Pengacara Penyandang Cacat Ditahan

Nasional / 10 April 2012

Kalangan Sendiri

Memberikan Bantuan Hukum, Pengacara Penyandang Cacat Ditahan

Lois Official Writer
4300

Pengacara China bernama Ni Yulan yang juga menjadi penyandang cacat, beserta suaminya dihukum penjara setahun dengan dakwaan menimbulkan pertengkaran, memprovokasi masalah, dan dengan sengaja merusak barang milik pribadi dan publik, demikian pernyataan seorang juru bicara pengadilan. Ni Yulan dihukum dua tahun delapan bulan, suaminya dihukum dua tahun.

Pasangan ini ditahan April tahun lalu saat otoritas menangkap sejumlah aktivis di tengah-tengah aksi protes yang juga berlangsung di Arab. Para pendukung mereka mengatakan dakwaan ini sebagai upaya untuk membuat mereka diam, karena mereka dikenal memberikan bantuan hukum bagi warga yang kehilangan rumah karena disita pemerintah.

“Ini sangat tidak adil, saya mendesak pemerintah untuk membebaskan orangtua saya,” kata Dong Xuan, anak perempuan mereka kepada kantor berita AFP setelah divonis. “Kedua orangtua saya terlihat sangat kurus. Saya tidak bisa melihat muka ibu saya, dia tidak menengok. Dia di kursi roda dan terlihat sangat lemah. Ayah melihat saya dan bertanya kabar saya. Dia mengaku baik-baik saja,” lanjutnya lagi.

Perjuangan Ni atas perampasan lahan dimulai tahun 2002 setelah rumahnya di pusat kota Beijing disita dan kemudian dihancurkan. Dia kemudian dilarang bekerja sebagai pengacara tapi dia dan suaminya tetap melanjutkan bantuan hukum bagi warga lain yang tanahnya disita pemerintah. Menurut para pendukungnya, Ni menggunakan kursi roda akibat sebuah konsekuensi yang disebabkan penganiayaan oleh polisi. Amnesti Internasional mengatakan kecacatan pada kakinya itu terjadi saat dia ditahan tahun 2002.

Ni Yulan juga menggambarkan penganiayaan yang dia terima dalam sebuah wawancara media dengan mengatakan dia ditembak, ditendang sampai dia tidak mampu berjalan. Uni Eropa dalam sebuah pernyataan menanggapi vonis ini meminta Ni segera dibebaskan dengan alasan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.

Ni Yulan tidak pernah berhenti mendedikasikan hidupnya bagi mereka yang disita rumahnya, bagi mereka yang menderita. Perjuangannya terus berlanjut meski dia harus ‘kehilangan’ kedua kakinya, dipenjara ataupun disiksa. Pesannya sangat jelas, untuk suatu kebenaran jangan pernah berhenti berjuang.

Sumber : bbcindonesia/lois horiyanti
Halaman :
1

Ikuti Kami