Paskah dan Pengorbanan

Internasional / 6 April 2012

Kalangan Sendiri

Paskah dan Pengorbanan

daniel.tanamal Official Writer
4264

Paskah adalah peristiwa terbesar sepanjang sejarah umat manusia yang tidak akan pernah terulang lagi. Peristiwa ini terjadi melalui sebuah pergumulan batin yang mahadahsyat, sebelum Yesus memilih mengorbankan dirinya. Saat Yesus di taman Getsemani (sebelum peristiwa penyaliban), Ia mengalami kegentaran yang sangat.

Peristiwa yang ditulis Matius pasal 26 ayat 36-46 ini tergambar jelas kegentaran hati Yesus. (37)…Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.”

Ini bukan peristiwa main-main. Ia akan kehilangan nyawanya. Sementara pada saat ini nama Yesus sedang sangat populer dan dibutuhkan orang banyak dengan mujizat-mujizatnya yang luar biasa. Sementara Ia juga sadar kehadiranNya di bumi untuk menebus manusia. Sebuah pilihan yang sangat sulit oleh siapapun!

Pada saat kegentaran mencengkeram hatinya, pada saat yang sama itulah, kasihNya yang kuat untuk menebus manusia menerobos sukmanya dan tidak bisa digantikan oleh apapun.  Membuat Ia harus berdoa dan mencoba untuk sedikit mengadakan negoisasi dengan Bapa di surga.

(39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Yesus sebagaimana kita manusia memiliki kebebasan untuk memilih. Bapa tentu tidak akan menolak jika Yesus meminta untuk menunda. Namun Yesus tahu hal ini harus terjadi. Sebuah keputusan yang sulit, diantara tekanan mahadahsyat yaitu mengalami penderitaan jasmani dan spiritual  yang tiada tara dengan mengasihi dan menebus manusia yang cuek, murid – murid yang susah diajar.

Manusia jahat tidak mengerti makna penebusan Yesus. Bahkan tidak peduli sama sekali terhadap peristiwa penebusan Yesus. Namun Yesus memilih untuk kembali datang dan berdoa kepada Bapa. Dalam doanya yg kedua kali, Yesus memantapkan tekadnya dan memilih untuk mengasihi kita manusia yg berdosa dengan nyawanya sendiri, dengan sebuah penderitaan tanpa batas. Ia memutuskan memilih mengasihi kita tanpa bernegoisasi lagi.

(42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Perubahan pola pikir Yesus ini, adalah sebuah keputusan yang sangat tidak mudah. Ia harus melalui segala penderitaan mengerikan, yang harusnya kitalah yang pantas menanggungnya. Ia dengan tekad yang kuat dan bulat, serta kesadaran penuh memilih mengorbankan kepentingan pribadinya dan mau mati untuk umat manusia.

Peristiwa Paskah bukan hanya mengingatkan kasih Tuhan kepada kita, tetapi bagaimana kita bisa meneruskan Kasih yang sama kepada umat manusia yang belum pernah merasakan kasih yang tanpa syarat. Mau berkorban jiwa raga untuk pemimpin atau orang yang benar itu banyak yg mau. Tetapi mau berkorban untuk mereka yang jahat, tidak tahu terimakasih, perampok, maling, pemerkosa dan segudang kejahatan lainya tidak ada seorangpun yang mau.

Namun sadarkah saudara, Yesus mengasihi kita dengan nyawaNya bahkan disaat kita sedang berdosa alias menjadi orang orang jahat. Dunia ini mengajarkan kasih yang bersayarat, tetapi pengorbanan Yesus adalah kasih sejati yang harus diteruskan teladan ini dari Yesus kepada kita yang telah diselamatkan dan diteruskan kepada orang orang yang belum merasakan kasih Yesus.

Maukah kita berkorban kepada bangsa yang mungkin tidak tahu terimakasih, kepada orang – orang yang egois, orang-orang yang bahkan merasa tidak membutuhkan sama sekali pengorbanan kita. Namun jika Yesus melakukan untuk kita, kita juga harus melakukan untuk orang lain.

Bukan sebuah paksaan atau dorongan, tetapi sebuah pilihan sukarela berani berkorban, berani menderita sengsara agar bangsa ini boleh merasakan kasih seperti yang sudah dialami orang yang percaya. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (I Yoh 2:6)

Pilihan di tangan kita!

 

Renungan oleh Manasye Mahayoni - Pemerhati dan Praktisi Media

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami