Jam biologis tubuh bukan cuma mengatur berbagai waktu tidur dan bangun serta fungsi organ setiap hari tetapi juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Menurut penelitian sistem imun manusia berbeda-beda kekuatannya tergantung pada jam biologis.
Manusia bukan satu-satunya makhluk yang memiliki waktu rutin 24 jam atau disebut irama sirkadian. Tanaman, hewan, bahkan bakteri ternyata juga memiliki irama sirkadian tersebut. Jet lag atau secara medis disebut desinkronisasi terjadi akibat gangguan ritme sirkadian setelah kita melewati zona waktu yang berbeda.
Dalam sebuah penelitian terungkap bahwa zat-zat kimia termasuk hormon yang dikeluarkan tubuh berdasarkan ritme sirkadian itu ikut berpengaruh pada protein dalam sistem imun. Seperti diketahui sistem kekebalan tubuh harus mendeteksi terjadinya infeksi sebelum bisa melawannya. Protein yang terlibat dalam proses deteksi tersebut adalah Toll-like receptor nine (TLR9) yang mampu mengetahui DNA virus atau bakteri.
Dalam penelitian terhadap tikus di laboratorium, para ilmuwan menemukan bahwa jumlah produksi dan fungsi TLR9 dikontrol oleh jam biologis tubuh dan bervariasi sepanjang hari. Jika TLR9 mencapai puncaknya maka tubuh pun tidak mudah terinfeksi patogen.
Pada manusia yang menderita keracunan darah (sepsis) risiko kematian paling tinggi terjadi sekitar pukul 02.00 - 06.00. Menurut peneliti, sebagian besar perusahaan farmasi kini sedang mengembangkan obat-obatan yang disesuaikan dengan jam sirkadian tubuh tersebut. Dengan demikian efektivitas obat bisa lebih ditingkatkan.
Karena itu bijaklah mempergunakan waktu dalam kehidupan anda. Manajemen waktu yang teratur dapat membuat terjaganya kondisi tubuh anda tetap fit.
Sumber : kompas health