Demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah pada 1 April mendatang terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Di Ambon, Maluku, aksi protes diwarnai bentrok antara mahasiswa dan polisi, Jumat (16/3). Bahkan demonstran sempat memukuli Kepala kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Suharwiyono.
Bentrokan terjadi di depan pintu masuk Kantor Gubernur Maluku di kota Ambon. Saat itu mahasiswa IAIN memaksa masuk ke dalam kantor gubernur. Namun upaya ini dihadang oleh pasukan polisi yang dipimpin langsung oleh Kapolres Ambon AKBP Suharwiyono. Mahasiswa pun semakin beringas. Tanpa sungkan, para mahasiswa memukuli AKBP Suharwiyono yang ikut mengamankan aksi mereka. Tak hanya itu, para pengunjuk rasa ini juga melempari polisi dengan batu.
Polisi yang marah mengejar para pengunjuk rasa. Seorang demonstran yang diduga ikut melakukan pemukulan ditangkap. Untuk membubarkan massa demonstran, polisi terpaksa melepaskan tembakan peringatan ke udara.
Demonstran yang terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Jumat (16/3) juga berakhir rusuh. Massa demonstran yang memaksa masuk ke gedung DPRD bentrok dengan petugas keamanan. Salah seorang demonstran mengalami cedera di kepala.
Penolakan rakyat atas kenaikan BBM bersubsidi memang patut didukung. Dengan program yang kurang efektif dan tidak tepat guna dari pemerintah, rakyat kecil yang selalu merasakan dampak terbesar atas kenaikan BBM ini. Namun perjuangan yang disertai dengan aksi kekerasan juga tidak akan mendatangkan penyelesaian atas masalah bangsa ini selain kesadaran setiap wakil rakyat dan pemegang kekuasaan untuk benar-benar berpikir mencari jalan keluar atas krisis yang dihadapi negeri ini melebihi kepentingan kelompok dan golongannya.
Sumber : metrotvnews