Proyek baru yang dilakukan sebuah biro iklan di Amerika Serikat mendatangkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Biro iklan ini melibatkan 13 gelandangan di Austin, Texas, untuk menjadi iklan berjalan mereka. Dibekali perangkat WiFi 4GB, para gelandangan ini dipekerjakan sebagai ‘hotspot berjalan’ yang dapat dilacak keberadaannya lewat program Google Earth.
Para konsumen yang mebutuhkan jasa WiFi cukup membayar US$ 2 (Rp 18 ribu) untuk pemakaian WiFi selama 15 menit. Yang perlu dilakukan hanyalah dengan berdiri di samping para gelandangan ini dan mereka dapat berselancar di internet dengan koneksi kecepatan tinggi 4GB.
Biro iklan Bartle Bogle Hegarty (BBH) yang menelurkan ide ini mengatakan selain mempromosikan koneksi internet yang menjadi produk baru mereka, proyek ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kepedulian bagi para gelandangan.
Banyak kecaman dilontarkan kepada biro iklan ini yang menganggap bahwa cara tersebut merendahkan para gelandangan. Namun banya pula yang memuji proyek ini dan menyebutnya sebagai penemuan revolusioner yang menciptakan interaksi positif.
Dalam blognya BBH menulis, “Banyak sekali yang membicarakan proyek ini. Walaupun proyek ini membuat kami jadi terlihat jahat, di saat yang sama proyek ini juga bagus untuk memberdayakan para gelandangan yang kami libatkan. Para ‘hotspot berjalan’ ini juga diizinkan untuk menyimpan pendapatan mereka.”
BBH mengakui bahwa ide ini terinspirasi dari perusahaan Big Issue yang menggunakan gelandangan sebagai loper koran gratis. Namun Jon Bird selaku salah satu pendiri dari Big Issue menolak kalau proram mereka disamakan dengan hotspot berjalan.
“Kalau tujuan dari proyek BBH adalah meminta para gelandangan berdiri tegak sebagai penyedia jasa, maka mereka tidak berbeda dari orang-orang zaman kuno yang menjadikan para gelandangan sebagai pemegang poster,” ungkap Bird.
Terlepas dari pro dan kontra yang menyertai proyek ini, promosi dengan cara yang unik dan original memang terbukti menarik minat pasar yang lebih besar. Bahkan di tengah pro-kontra yang menyertainya, hal itu juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi tak langsung yang mau tak mau membuat orang lain mencari tahu produk seperti apa yang sebenarnya sedang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Cerdas bukan?
Sumber : vivanews