Ragam Pertolongan Pertama Kecelakaan Pada Anak

Solusi Sehat / 12 March 2012

Kalangan Sendiri

Ragam Pertolongan Pertama Kecelakaan Pada Anak

Lestari99 Official Writer
12909

Anak-anak balita rentan terhadap kecelakaan. Selain karena kemampuan motorik mereka yang sedang berkembang, rasa ingin tahu yang besar seringkali membawa mereka pada bahaya yang tidak mereka sadari.

Berikut adalah beragam pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan pada anak-anak yang mengalami kecelakaan umum di rumah:

Pertolongan pertama untuk luka bakar:

  1. Jika pakaian anak terlalap api, cepat bungkus dengan selimut lalu gulingkan anak di tanah agar api padam.
  2. Luka bakar tingkat pertama menghasilkan kemerahan, luka bakar tingkat dua menyebabkan lepuh, luka bakar tingkat tiga menghasilkan kulit rusak atau menghitam.
  3. Dinginkan bagian yang terbakar secepatnya dengan air yang bersih. Jika bagian yang terbakar itu luas, letakkan anak dalam bak yang berisi air bersih dan segera mencari pertolongan ke sarana kesehatan. Kira-kira dibutuhkan waktu seengah jam untuk mendinginkan bagian yang terbakar.
  4. Bagian yang terbakar harus dibersihkan dan dikeringkan lalu dibalut longgar dengan perban. Jika luka lebih besar dari uang logam atau mulai melepuh, bawalah anak segera ke petugas kesehatan. Jangan memecah kulit yang melepuh agar tidak terjadi infeksi.
  5. Jangan melepaskan apapun yang melekat pada luka. Jangan memberi apapun kecuali air. Jangan mengoles luka bakar dengan mentega atau salep karena dapat memperluas luka dan menimbulkan infeksi.
  6. Jangan mengompres luka bakar dengan es karena dapat merusak kulit dan memperburuk cedera.
  7. Berikan anak minuman jus buah atau air biasa dengan sedikit gula dan garam.

Pertolongan pertama karena setruman listrik:

  1. Jika anak terkena setrum, matikan listrik sebelum memegang anak. Jika anak tidak sadar, selimuti badannya dan segera minta tolong petugas kesehatan.
  2. Jika anak sulit bernafas atau tidak bernafas, baringkan mendatar pada punggungnya. Peganglah lubang hidung anak dan tiuplah mulutnya. Tiuplah sekeras mungkin agar dadanya kembali berdenyut. Hitung hingga tiga lalu tiup kembali. Lanjutkan hingga anak mulai bernafas.

Pertolongan pertama saat anak tersedak:

  1. Jika anak batuk, biarkan ia mencoba mengeluarkan benda yang tertelan.
  2. Jika tidak cepat keluar dari mulut, bantulah mengeluarkannya. Jika tetap berada di tenggorokan, bawalah segera ke petugas kesehatan.

Pertolongan pertama untuk anak yang jatuh atau cedera:

  1. Cedera pada kepala, tulang belakang khususnya leher, sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan lumpuh seumur hidup. Jangan menggerakkan kepala dan punggung untuk mencegah bagian tulang belakang terkilir.
  2. Anak yang tidak bisa bergerak atau sangat kesakitan kemungkinan mengalami patah tulang. Jangan menggerakkan bagian yang sakit.
  3. Jika anak tidak sadar, selimuti anak dan segeralah meminta pertolongan petugas kesehatan.
  4. Untuk luka memar dan terkilir, kompreslah bagian yang luka dengan air dingin atau es selama 15 menit. Jangan langsung menaruh es di atas kulit tetapi berilah alas kain. Angkat es atau air, tunggu selama 15 menit dan ulangi jika perlu. Dingin dapat mengurangi rasa sakit, bengkak dan memar.
  5. Diamkan cedera selama minimal 24 jam, setelah itu lakukan kompres hangat untuk membantu aliran darah ke daerah tersebut.
  6. Jangan memaksa bagian tubuh yang sakit untuk bergerak karena beresiko melakukan kerusakan yang lebih serius, seperti merobek ligamen.
  7. Jika kemungkinan terluka di kepala atau leher, jangan menggerakkan kepala anak selama membantu pernafasan.

Pertolongan pertama untuk kesulitan bernafas atau tenggelam:

  1. Jika Anda tidak bisa berenang dan melihat anak tenggelam, segera lemparkan tali, alat pelampung atau dahan pohon dan berteriak keras agar orang datang menyelamatkan anak.
  2. Jika anak kesulitan bernafas, letakkan tubuh anak secara mendatar. Pencet lubang hidungnya dan lakukan pernafasan buatan dengan meniup ke dalam mulutnya. Tiuplah dengan hati-hati dan tetap kuat agar dada anak berdetak. Hitung hingga tiga dan tiup lagi hingga anak bernafas.
  3. Jika anak bernafas tetapi tidak sadar, gulingkan badannya agar lidah anak tidak menutup jalan nafas.

Pertolongan pertama untuk luka berdarah yang kecil:

  1. Cucilah luka kecil dengan air yang sangat bersih (sudah mendidih dan dingin) dan sabun.
  2. Keringkan kulit sekitar luka.
  3. Tutuplah luka dengan lap kain yang bersih dan balutlah dengan perban.

Pertolongan pertama untuk luka yang lebih serius:

  1. Jika potongan gelas atau benda lain melekat pada luka, jangan diangkat agar tidak membuat lebih parah.
  2. Jika mengalami pendarahan berat, tekanlah bagian yang luka dengan kain bersih yang dilipat hingga pendarahan berhenti.
  3. Jangan menempelkan daun-daunan atau bagian apapun dari binatang (sarang laba-laba) pada luka karena dapat menyebabkan infeksi.
  4. Balutlah luka dengan perban tetapi jangan mengikat perban terlalu kuat pada bagian yang bengkak.
  5. Bawalah anak segera ke Puskesmas atau ke dokter secepatnya. Mintalah pada petugas kesehatan agar anak diberi suntikan tetanus guna mencegah infeksi.

Pertolongan pertama pada anak yang keracunan:

  1. Jika tertelan racun, jangan memaksakan anak untuk muntah karena akan lebih sakit.
  2. Jika racun terkena kulit atau baju, buka bajunya dan basuhkan kulit anak dengan air yang cukup. Basuhkah beberapa kali dengan memakai sabun.
  3. Jika racun terkena mata, semprotkan air bersih ke mata selama 10 menit. Bawalah anak ke Puskesmas atau petugas kesehatan secepatnya. Tunjukkan racun, obat atau kemasannya kepada petugas kesehatan. Upayakan agar anak tetap tenang dan tidak rewel.
  4. Jika anak digigit binatang, bawalah segera ke petugas kesehatan untuk pengobatan.

Pertolongan pertama untuk anak yang mimisan:

  1. Dudukkan anak dan condongkan badannya ke depan lalu tekan hidung tepat di tulang hidung dan tulang rawan. Tekan selama 5 sampai 15 menit.
  2. Jangan mendongakkan kepala ke atas karena memungkinkan anak menelan darah dan berpotensi masuk ke paru-paru.
  3. Bawalah ke petugas kesehatan jika pendarahan tidak juga berhenti setelah 20 menit atau jika mimisan terjadi secara spontan, mimisan disertai sakit kepala, pusing, dengung di telinga maupun penglihatan kabur.
Sumber : Berbagai Sumber / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami