Ketegangan terjadi disebuah desa kecil di Mesir, ketika sekitar lima ribu orang Salafis berkumpul dan bergerak menyerang sebuah Gereja Koptik hanya karena sebuah kesalahpahaman yang berasal dari golongan mereka sendiri.
Massa tersebut bergerak karena adanya isu penculikan anak gadis yang diduga akan di-Kristenkan. Dengan dalih menyelamatkan anak gadis tersebut, mereka melempari gereja dan menghancurkan mobil seorang pendeta yang terparkir di depan gereja. “saat ini keadaan lebih tenang meskipun beberapa jemaat dilanda kekhawatiran ketika beribadah di gereja,” ungkap Rev. Gerges Gamil, pemimpin Gereja Virgin Mary.
Nyatanya, memang anak gadis berusia 14 tahun itu tidak berada di gereja. Kesalahpahaman itu terjadi ketika Ayah sang anak, Khalil Ibrahiem yang dahulu adalah pemeluk Kristen dan kini berpindah keyakinan itu kehilangan anak gadisnya. Dirinya lalu mencurigai bahwa anaknya akan di-Kristenkan kembali oleh mantan istri yang diceraikannya.
Kabar penculikan dan pindah keyakinan itu tentu saja membuat gelombang kemarahan bagi warga sekitar. Tanpa dikomando, kecurigaan yang tidak dapat dibenarkan itu menjadi pemantik bagi ribuan Salafis ditempat itu untuk bergerak. Usai kejadian itu sang anak gadis akhirnya melaporkan kepada kepolisian bahwa sang Ayah telah memperlakukannya dengan buruk dan dirinya tidak menginginkan pertunangan yang berlainan keyakinan.
Beberapa aktivis HAM yang berada disana melihat bahwa ada kecenderungan cara yang sengaja digunakan Salafis untuk mengganggu hak warga Koptik Mesir.
Sumber : Compass Direct News - dpt