Sulitnya mencarikan pendonor untuk pembangunan rumah ibadah, membuat panitia pembangunan dan pimpinan agama di Kupang, Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan program gerakan seribu rupiah per keluarga per hari.
Program yang melibatkan umat (warga) tersebut dinilai sebagai jalan dan langkah terbaik untuk memenuhi rencana pembangunan rumah ibadah di kota Kupang yang dalam lima tahun terakhir ini mencapai puluhan unit. Bangunan yang menampung umat beragama antara 2.000-5.000 orang ini butuh dana sampai puluhan miliar rupiah per unit.
"Ini luar biasa. Di tengah kemiskinan dan ketakberdayaan, tetapi dengan daya yang ada, kita bisa," ungkap Pastor Paroki Gereja Santo Yoseph Penfui Kupang, Rm Maksi Un Bria Pr dalam khotbah misa harian di Kupang, Selasa (6/3/), yang disambut tepuk tangan.
Pastor Bria, mengatakan, geser yang dijalankan untuk membangun gedung Gereja Penfui selama 20 bulan terakhir telah terkumpul Rp 1,3 miliar. "Gereja yang sedang dibangun ini milik umat sampai anak cucu, sementara kami pastor hanya menikmati beberapa tahun saja. Kalau uskup minta saya pindah hari ini, saya siap jalan, sementara umat tetap memiliki dan menikmati gereja ini," kata Bria.
Merencanakan dan membangun sebuah rumah ibadah adalah bentuk pelayanan dan ketetapan hati kita dalam persekutuan. Namun pertumbuhan jiwa pun harus terus dilakukan dan dipentingkan. Karena jika rumah ibadahnya saja yang besar, tanpa persekutuan jemaat yang massif, tentu tidak sebanding.
Sumber : kompas.com - dpt