Tahun 2010 yang lalu, dalam buku berjudul ‘Jesus Discovery’ yang ditulis oleh James Tabor dan didokumenter oleh Simcha Jacobovici, mengklaim telah menemukan makam Yesus dan keluarganya di Yerusalem. Namun, baru-baru ini, sekitar 200 feet (sekitar 61 meter) dari makam pertama tersebut, ditemukan makam lainnya yang bersimbolkan kekristenan, yaitu menggunakan salib. Di makam itu tertulis, “Jehova Ilahi, Bangkitlah, Bangkitlah” dan gambar sebuah ikan dengan tongkat.
Namun menurut Andrew Vaughn, direktur eksekutif dari American Schools of Oriental Research mengatakan kepada MSNBC bahwa penemuan makam kedua ini tidak bisa memperkuat bahwa makam yang pertama itu benar. “Hal yang lumrah bagi penduduk menengah di Yerusalem mempunyai makam gua,” kata Amos Kloner, arkeologi pertama yang menganalisa bangunan itu lebih dari 30 tahun yang lalu. “Nama yang terdapat di dalam batu nisan pun merupakan nama yang umum ada di antara umat Yahudi waktu itu.” jelasnya.
Buku ‘Jesus Discovery’ ini sendiri didasarkan pada penemuan 10 peti mati tahun 1980 yang dikenal pekuburan – yang dikaitkan sebagai tulang-tulang dari Yesus Kristus dan keluarga-Nya. Sebuah buku radikal yang mengindikasikan Yesus berkeluarga. Tentu saja hal ini menyebabkan kontradiksi dengan umat percaya. Banyak ahli yang menuduh Tabor dan Jacobovici memutarbalikkan arti dan sejarah untuk ketenaran dan penjualan buku yang bombastis.
Banyak yang ragu akan penelitian Jacobovici ini terutama karena penemuan itu tidak pernah dilihat dengan mata telanjang tapi melalui kamera. Sebagai orang yang percaya, tentu kita yakin bahwa hal ini tidak benar sama sekali. Yesus bangkit bahkan tubuh jasmaninya bisa dipegang oleh murid-Nya saat ada salah seorang murid yang tak percaya bahwa itu Yesus ketika Dia menampakkan diri kepada mereka sesudah tiga hari kematiannya.
Sumber : christianpost/lh3