Mengasingkan Penderita TBC Adalah Tindakan Tepat ?

Psikologi / 29 February 2012

Kalangan Sendiri

Mengasingkan Penderita TBC Adalah Tindakan Tepat ?

Budhi Marpaung Official Writer
11071

Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Berdasarkan Laporan WHO pada tahun 2009, jumlah penderita penyakit ini sebesar 429 ribu orang. Angka tersebut masih sangat besar walaupun Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa itu sudah menurun banyak. Terbukti dari yang awalnya Indonesia ada di peringkat ketiga dalam hal jumlah penderita TBC, pada 2010 Indonesia berada di peringkat kelima.

Salah satu tindakan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat ketika mengetahui seseorang menderita penyakit TBC adalah dengan menjauhinya atau ekstrimnya adalah mengasingkannya. Benarkah ini cara yang tepat merespon para penderita penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis ini?

Jika membaca sejumlah artikel medis tentang TBC maka memang benar orang-orang yang menderita TBC harus dipisahkan dari orang-orang yang sehat (khususnya anak kecil). Alasannya adalah karena penularan penyakit ini adalah dari udara sehingga sangatlah berbahaya jika mendekatkan diri kepada para penderita TBC.  Akan tetapi, ini tenyata bukanlah satu-satunya pencegahan yang bisa dijalankan oleh mereka yang sehat.

Berikut sejumlah pencegahan penyakit TBC sebagaimana dikutip Balipost, Senin (3/6/2011):

1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin.

2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun).

3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan.

4. Menghindari udara dingin.

5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur.

6. Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari.

7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.

8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

Mengacu kepada sejumlah tips pencegahan TBC diatas maka sebenarnya kita tidak perlu untuk mengisolir orang yang menderita TBC. Justru dengan membuat “tembok pemisah” dengan penderita TBC, kita malah akan memberikan kepadanya rasa kesepian dan kehilangan dukungan dari orang-orang yang ia anggap mencintainya. Bila sudah begini maka proses kesembuhannya justru akan semakin lama.

Mereka mungkin menderita penyakit yang “berbahaya”, tetapi bukan berarti mereka tidak diizinkan dikasihi dan diterima. Jadi jika Anda ingin para penderita TBC sembuh, tunjukkanlah cinta Anda dengan tidak mengasingkannya. 

Sumber : berbagai sumber/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami