Seorang pendeta di Korea Selatan (Korsel) ditangkap menyusul kematian tiga anaknya yang sedang sakit namun tidak diobati. Pendeta tersebut yakin bahwa kekuatan doa semata akan menyembuhkan anak-anaknya. Atas kejadian tersebut, pendeta berumur 43 tahun beserta istrinya ditahan atas tuduhan pembunuhan.
Minggu lalu (12/2), pasangan tersebut ditahan atas tuduhan pembunuhan. Mereka ditahan setelah sanak saudara mereka menemukan tiga mayat anak yang telah membusuk di rumah pendeta tersebut, yang letaknya berdekatan dengan gereja di Kota Boseong, Korsel. Ketiga anak malang tersebut terdiri dari seorang anak perempuan berumur 10 tahun dan dua anak laki-laki berumur 8 dan 5 tahun.
Parahnya lagi, dia dan istrinya ternyata juga membiarkan ketiga anak mereka kelaparan. Hasil pemeriksaan forensik menunjukkan, tak ada makanan di dalam perut ketiga korban. “Kami yakin anak-anak itu tidak diberi makan sejak 23 Januari sebelum mereka akhirnya meninggal pada 1 atau 2 Februari lalu,” kata juru bicara kepolisian. Keduanya telah mencambuk anak-anak mereka dengan dalih untuk mengusir roh-roh jahat dari tubuh mereka. Diduga, setiap anak dicambuk hingga 39 kali dengan ikat pinggang ataupun pemukul lalat dalam lima kesempatan terpisah. Atas kejadian ini, anak keempat pasangan tersebut yaitu seorang bayi yang berumur 1 tahun, telah diamankan oleh polisi untuk diasuh.
Tidak salah jika doa dapat menyembuhkan seseorang dari sakit penyakit yang dideritanya, tapi merupakan hal yang salah jika sampai mengabaikan hal-hal yang seharusnya tetap dilakukan, yaitu memberikan pengobatan yang sepantasnya. Sayangnya, meski menjadi pendeta, pendeta ini menerapkan pengajaran yang salah di dalam hidup keluarganya, akhirnya anak-anak yang harus jadi korban.
Sumber : detik/lh3