Joachim Gauck, mantan aktivis antikomunis di masa Jerman Timur merupakan kandidat terkuat sebagai calon Presiden Jerman berikutnya. Gauck yang dilihat publik Jerman seperti seorang Nelson Mandela bagi Afrika Selatan ini dinilai figur moral yang pas memimpin Jerman.
Pendeta Protestan ini adalah salah satu dari sejumlah pendeta yang ikut mendorong kejatuhan rejim Jerman Timur yang kemudian berakhir dengan reunifikasi dengan Jerman Barat. Pria yang sekarang berusia 72 tahun itu pernah memimpin komisi pemerintah untuk membongkar dokumen polisi rahasia Jerman Timur, Stasi. Meski telah pensiun dari posisi sejak tahun 2000, bapak empat anak itu terus mengkampanyekan hak asasi manusia.
Awalnya Gauck muda ingin menjadi jurnalis namun terganjal karena dia menolak masuk perhimpunan pemuda komunis. Dia lalu belajar teologi. Tahun 1965, dia menjadi pendeta yang justru dimanfaatkannya untuk berceramah mengenai hak asasi manusia.
Kekuatan otoritas moral Gauck ini yang membuat Kanselir Jerman Angela Merkel tak mendukungnya untuk jadi Presiden Jerman di tahun 2000. Namun, setelah terbongkarnya skandal Presiden Christian Wulff yang akhirnya mundur pada Jumat (17/2) lalu, Merkel didesak kuat untuk menominasikan pria kelahiran Rostock itu. Media dari berbagai latar belakang politik mendukungnya.
Menjadi terang dan garam dunia, itulah panggilan sejati bagi umat Kristen. Karena itu, di dalam situasi apapun kita berada, sebagai apapun, apapun yang kita kerjakan, semuanya kita persembahkan buat Tuhan. Entah kita ini seorang pekerja, bawahan, atasan, presiden, ekonom, pendeta, penasihat hukum, polisi, atau apapun pekerjaan kita, biarlah pekerjaan itupun memuliakan Tuhan.
Sumber : vivanews/lh3