Setidaknya hal itulah yang akan terjadi, jika seseorang diketahui pindah keyakinan, sementara keyakinan sebelumnya yang mereka anut, telah melarang keras hal tersebut. Selain cap kejahatan, pindah keyakinan juga berarti, mereka harus siap dengan intimidasi, kekerasan fisik, bahkan kehilangan nyawa.
Dirilis persecution.org, sejumlah catatan penting pada Januari 2012 terjadi bagi mereka yang memberitakan injil, bertobat dan berpaling untuk meyakini Kristus adalah Sang Juruselamat. Di Iran, penjara bernama Evin yang terkenal akan “kengeriannya” menjadi tempat untuk beberapa penginjil yang dianggap melakukan kejahatan karena memberitakan kabar keselamatan. Pendeta Leila Mohammadi dan Pendeta Yousef Nadarkhani kini mendekam disana.
Di Kuwait, seorang pangeran kerajaan yang secara terbuka menyatakan bahwa ia telah menjadi Kristen, menegaskan bahwa ia sekarang kemungkinan ditargetkan untuk dibunuh karena dianggap sebagai pengkhianat. Di Norwegia, dua orang wanita yang baru saja menjadi Kristen menjadi korban penikaman oleh dua orang pria bertopeng yang meneriaki mereka sebagai “kafir”.
Begitupun di Somalia, negara yang kini tengah berjuang memperbaiki pangan akibat kelaparan yang mendera itu punya satu cerita memilukan ketika seorang wanita yang menjadi Kristen, diarak keliling daerahnya dengan hukuman cambuk. Hal itu dilakukan sebagai peringatan untuk warga lainnya jika berpindah keyakinan. bahkan seorang ayah yang kedua anaknya berpindah keyakinan menjadi Kristen telah ditangkap dan atas dakwaan “gagal mendidik anaknya hingga sampai berpindah keyakinan.”
Dan berbagai catatan dinegara lain yang masih banyak dirilis dan terdata, memperlihatkan bahwa ada kegerakan dan Kuasa Tuhan yang luar biasa yang terjadi bagi umatnya. Dan berbagai dera siksa dan diskriminasi itu tidak dapat menghentikan janji Keselamatan bagi masyarakat disana yang haus akan kebenaran Firman Tuhan.
Sumber : Persecution.org