Saat ini situs perjodohan online sangat popular dikalangan masyarakat dunia maya. Beberapa telah membuktikan bahwa mereka berhasil menemukan cinta dalam hidupnya melalui situs perjodohan online. Namun seorang ilmuwan Amerika memperingatkan bahwa situs perjodohan online tidak terbukti secara ilmiah dapat mencocokkan pasangan secara algoritma.
Situs-situs perjodohan online umumnya mencocokkan pasangan berdasarkan kata kunci (keyword –red) yang sesuai ataupun karakter dan kriteria yang diinginkan dan memberi nilai kecocokan secara algoritma. Namun menurut Profesor Psikologi Sosial, Eli Finkel dari Universitas Nortwestern, Ohio, Amerika, hal itu hanyalah manipulasi pengelola situs saja. Metode pencocokan yang digunakan situs-situs perjodohan yang ada selama ini tidak jelas dan kurang data pendukung.
Menurut Finkel, jika situs-situs itu mengklaim bahwa algoritma kecocokan pasangan mereka valid, maka hal itu harus bisa dibuktikan secara ilmihan. "Yang tentunya selama ini, hampir semua gagal mereka (situs perjodohan) penuhi," ungkap Finkel.
Selain itu Finkel juga mengingatkan bahwa interaksi di dunia maya tidak bisa menggantikan hubungan dua orang manusia di ddunia nyata. Untuk itu, pertemuan tatap muka antara dua orang yang dijodohkan di dunia maya tetap diperlukan.
Cinta memang tidak bisa di duga darimana datangnya, terkadang bahkan melalui dunia maya yang tidak lagi dibatasi tempat dan waktu. Namun pasangan hidup adalah sebuah pilihan sekali seumur hidup, untuk itu harus berhati-hati dan membawanya dalam doa kita.
Sumber : Tempo.co|Puji Astuti