Berbagai macam cara banyak dilakukan pengurus gereja untuk tetap mempertahankan generasi muda gereja tetap aktif untuk beribadah dan menjadi berkat bagi sesama. Seperti di Swedia, kaum muda saat ini sedang meminati kebaktian “ala disko” yang mampu menyentuh mereka dengan Firman Tuhan yang dibagikan.
Dirilis tempo.co, gereja tersebut adalah All Saints Church dengan pencetus ide bernama pendeta Olle Idestrom yang melihat fakta bahwa jumlah jemaat muda di gereja itu terus berkurang. Karena itulah menurutnya tanpa melakukan terobosan apapun, kaum muda makin enggan mendatangi kebaktian. Maka diaransemen ulanglah liturgi rohani dengan sentuhan techno dan disco. "Kita perlu mengembangkan layanan, karenanya kami membuat kebaktian khusus bagi anak muda, khususnya yang suka aliran musik techno," katanya.
Maka gereja itupun berubah suasana ketika kebaktian pemuda dilantai. Dengan iringan musik techno yang menghentak berikut dengan lampu disco yang berputar diatas langit-langit gereja, kaum muda dapat dengan bebas berekspresi dengan bersorak dan menggoyangkan tubuh mereka. "Sungguh sangat menyenangkan. Ini baru 'nendang'," kata Ella Schwarz, seorang pemudi berusia 15 tahun.
Gereja dengan konsep menarik pemuda itupun cepat berkembang dan popular ditengah kalangan kaum muda Swedia. Jemaat pun semakin bersemangat datang ke gereja dan menyambut Firman Tuhan.
Cara apapun yang digunakan dalam ibadah dapat dilakukan selama hal itu tidak melenceng dari Firman Tuhan yang hidup. Begitupun dengan kaum muda yang sedang memasuki periodesasi mencari jati diri, kita para pekerja dan pengurus gereja harus paham dan mengerti akan kebutuhan mereka dalam mengenal Firman Tuhan.