Kisruh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Bogor, Jawa Barat terus terjadi. Bukan hanya aksi-aksi sepihak saja yang dilakukan massa intoleran yang mengatasnamakn agama. Lebih dari pada itu, massa sudah demikian berani membubarkan ibadah jemaat yang melakukannya di rumah. Hal ini dipandang membahayakan oleh Wahid Institute
"Kalau pemerintah pusat terus mendiamkan dan tidak mengambil langkah-langkah sesuai koridor hukum, bukan tidak mungkin keadaan akan semakin memburuk. Jemaat tak bisa lagi sekedar mengunjungi Gereja mereka. Bahkan, kegiatan ibadah mereka di salah satu rumah jemaat juga dikepung massa,” kata Rumadi Koordinator Program The Wahid Institute seperti dirilid kompas.com, Minggu (22/1/2012).
Menurutnya kelompok intoleran itu sengaja diorganisir untuk menimbulkan kekacauan dalam kehidupan beragama. Berikut ada pihak yang sedang menyusun skenario untuk menjadikan persoalan GKI Yasmin sebagai ladang penghancuran jaminan konstitusi kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Selain itu, dirinya menilai pemerintah tak serius menyelesaikan masalah GKI Yasmin. Hal itu terlihat dari tiga kali dibatalkannya rapat gabungan dengan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membahas masalah itu.
"Persoalan GKI Yasmin sebenarnya sederhana jika semua pihak, terutama Walikota Bogor dan pemerintah pusat mengikuti keputusan Mahkamah Agung. Kalau putusan MA diabaikan oleh Walikota Bogor dan pemerintah pusat, maka negara ini tidak lagi bisa disebut negara hukum karena hukum telah dikangkangi kelompok-kelompok preman berjubah," kata Rumadi.
Berlarut-larutnya kisruh ini hanya akan membuat nyala api semakin membesar ditengah masyarakat, jika pemerintah tidak mampu secara cepat menuntaskannya. Untuk Umat Kristen pun dihimbau untuk tidak terpancing terhadap segala macam intimidasi yang menyesatkan. Pendekatan secara rasional dengan kasih dan perdamaian, itulah yang harus kita pegang.
Sumber : Kompas.com - niel