Kasih sayang dan rasa aman, adalah hal yang paling dibutuhkan Lanae Hale dari hidupnya. Hal yang tidak didapatkannya di keluarga, membuatnya merasa kesepian dan membutuhkan seseorang untuk menyelamatkannya. Lanae tumbuh menjadi seorang gadis yang minder dan tidak percaya diri.
Akhirnya yang dicari dirinya dapatkan ketika pria memberikannya sebuah cincin berlian dan bersedia untuk menikahinya. Inilah hal yang amat dibutuhkannya. Kasih sayang dan rasa aman. Namun ketika hubungan itu kandas ditengah jalan, Lanae memasuki hidup penuh rasa depresi yang terus menerus mengintimidasi. Lanae merasa tertuduh dan bersalah atas semua hal buruk yang terjadi pada dirinya. “Saya diserang rasa gelisah, seperti rasa panik yang menyerang dan saya terus menangis.”
Sampai pada satu titik, Lanae merasa lelah dengan perasaan lemah sehingga dirinya berpikir untuk memotong semua sakit emosi. Agar dapat menjadi gadis kuat yang tidak bisa dihancurkan dari luar. Namun pada saat itulah sebenarnya Lanae merasakan kehancuran yang dalam di hatinya.
Perilaku Lanae untuk menyayat dirinya adalah sebuah dorongan bunuh diri. Dirinya berpikir bahwa menyayat adalah jalan. Hal ini menjadi rahasiannya yang tersimpan cukup lama. Hingga dirinya memasuki kuliah, perilaku menyayat Lanae semakin parah.
Perlaku menyayat yang tadinya mempergunakan jarum pin, berubah menggunakan pecahan gelas, hingga akhirnya sebuah pisau. Setiap kali Lanae menyayat, ada suara yang berkata didalam pikirannya untuk terus melakukannya hingga dalam. Keadaan ini semakin menghipnotis Lanae.
Namun disaat itu pulalah ada suara lain yang berbicara kepadanya untuk tidak membiarkan hal itu mencabut nyawanya. Inilah yang Lanae percayai sebagai tindakan Tuhan untuk menahannya mencabut nyawanya sendiri.
Semenjak kecil Lanae telah berhubungan dengan Tuhan. Namun setelah remaja, imannya menjadi goyah. Lanae berjuang untuk berhenti dari perilakunya ini. Dirinya mempunyai sebuah keyakinan bahwa hidupnya harus dikendalikan oleh Tuhan dan bukan oleh suara-suara lainnya..
Lalu dirinya mencari pertolongan dari seorang psikiater di kampus. Ditengah sesi pertamanya, Lanae berubah hatinya. Inilah waktu dimana Lanae mendengar suara Tuhan “Engkau pernah merasakan damai itu. Apa yang kamu lakukan sekarang? Mengapa kamu pergi begitu jauh?”
Alkitablah yang membuat pengharapan Lanae terhadap janji keselamatan kembali pulih. Mazmur 147:3 “Tuhan menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka,” dari ayat inilah yang membakar kembali semangat dan kecintaannya terhadap janji Tuhan. Karena itulah Lanae memohon kepada Tuhan untuk diselamatkan.
Disaat Lanae komitmen untuk menyerahkan dirinya dalam bimbingan Tuhan, proses panjanglah yang mengajarnya untuk memaknai kehidupan seturut dengan firman Tuhan. “Ini saatnya Tuhan benar-benar mulai untuk melayani ke jiwa saya dan menyembuhkan secara kuat dalam diri saya. Saya menjadi bersemangat ketika saya membicarakan hal itu. Karena itu adalah pertama kalinya dalam hidup saya. Bahwa ia mulai memperlihatkan kepada saya dan saya mulai untuk mengerti apa arti kasih Tuhan sesungguhnya.”
Sebagai ungkapan syukurnya, Lanae mengubah cerita masa lalunya menjadi lagu-lagu yang sangat memberkati. Kini dibawah Centrycity Records, Lanae membuat dua album lagu rohani. Salah satu albumnya “Back & Forth” pernah dirilis oleh salah satu program MTV.
Melalui musiknya, Lanae mulai menjangkau siapapun yang pernah mempunyai pengalaman seperti dia untuk kembali menemukan kebenaran didalam Tuhan. “Dan kini saya punya pengharapan padahal dulu tidak punya pengharapan. Maka sekarang saya merasakan merdeka, bukan hanya kata-kata. Saya bebas di dalam Kristus. Karena kebenarannya telah membebaskan saya.” Ungkap Lanae mengakhiri kesaksiannya.
Sumber Kesaksian:Lanae Hale Sumber : V120111103634