Insiden hampir tertabraknya pesawat yang membawa Deputi PM Papua Nugini, Belden Namah, oleh dua pesawat sukhoi Indonesia pada 29 November 2011 lalu diakui oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Namun Kemhan menegaskan bahwa kedua pesawat sukhoi tersebut hanya membayang-bayangi dan begitu tahu bahwa pesawat tersebut milik Papua Nugini, Sukhoi TNI langsung pergi.
Juru Bicara Kemhan Brigjen Hartind Asrin mengatakan, “Jadi itu hanya dibayang-bayangi saja, karena pesawat itu unschedule. Tapi begitu kita tahu itu pesawat Papua Nugini, kita turun. Kan kalau ada pesawat asing mencurigakan, kita membayang-bayangi. Ini sesuai prosedur.”
Insiden ini terjadi saat pesawat Papua Nugini tersebut terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Papua Nugini pada 29 November lalu. Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah menuding kedua pesawat militer tersebut telah menguntitnya dalam perjalanan dari Malaysia ke Papua Nugini.
Hal ini menyebabkan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill mengancam akan segera mengusir Dubes RI untuk Papua Nugini jika pemerintah Indonesia tidak memberikan klarifikasi dalam waktu 48 jam terkait peristiwa tersebut. Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah memanggil Duta Besar Papua Nugini dan memberikan penjelasan mengenai insiden ini.
Sudah seharusnya jika pemerintah Indonesia segera menanggapi insiden ini dengan serius agar hubungan diplomatik dengan negara tetangga dapat tetap terjalin dengan baik dan harmonis.
Sumber : detik