Sebuah kelompok militan Islam mengaku bertanggung jawab atas pemboman gereja pada hari Natal di Nigeria, yang menewaskan 39 orang. Ledakan terjadi di lima gereja di seluruh Nigeria saat orang Kristen sedang merayakan kelahiran Yesus Kristus. Juru bicara kelompok yang menyebut diri mereka dengan Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah wawancara dengan Trust Daily, surat kabar yang dikenal didominasi muslim Nigeris utara.
“Tidak akan pernah ada perdamaian sampai tuntutan kami dipenuhi,” tulis surat kabar yang mengutip ucapan sang juru bicara. “Kami ingin agar semua saudara kami yang dipenjara untuk dibebaskan; kami ingin implementasi penuh dari sistem syariah, dan kami ingin demokrasi serta konstitusi ditunda.”
Sebuah laporan kongres AS baru-baru ini menyebut kelompok ini sebagai “ancaman yang muncul” karena “berkembang sangat cepat” dan ada kemungkinan memiliki keterkaitan dengan al Qaeda. Para pejabat Amerika mengatakan kekerasan menjadi senjata utama kelompok teror untuk melakukan serangan dengan target yang berlipat kali ganda.
Tahun lalu, kelompok Islam melakukan serangkaian serangan bom pada malan Natal yang menewaskan 32 orang. Asosiasi Kristen Nigeria menuntut pemerintah untuk melindungi gereja dan umat yang sedang beribadah.
Berusaha mencapai tujuan dengan jalan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Karena kekerasan hanya akan menyebarkan kebencian dan kemarahan yang mengakibatkan kekerasan demi kekerasan berikutnya akan terus berlanjut dan tidak akan berhenti.
Sumber : cbn