Siapa yang tak mengenal sampah, barang busuk dan tak berguna yang sudah dibuang orang. Namun dengan kreatifitas ditambah rasa kepedulian, sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat. Inilah yang ingin diangkat oleh gereja Roh Kudus Paroki Kebon Arum, Klaten. Tidk ada aksesori Natal yang menghiasi gereja ini, namun justru sampah dari Kali Mlarang menjadi hiasan yang memenuhi seantero gereja. Ditambah lagi, setiap hasil kreasi sampah ini memiliki makna terselubung.
Seperti patung berwujud keong yang terbuat dari bekas bungkus mie instan, sabun deterjen, bungkus permen maupun botol-botol minuman ini. “Patung keong ini sebetulnya untuk mengungkapkan bahwa bangsa kita mampu maju pesat karena sumber daya alam melimpah, tapi jalan kita seperti keong,” ujar Yohanes Yoyok Budiyarto, Ketua Dewan Paroki Gereja Roh Kudus Kebon Arum Klaten, sebagaimana dilansir Sinar Harapan.
Ada juga kreasi lainnya yang memanfaatkan kelambu bekas untuk kemudian direka-reka menjadi mozaik bergambar tikus. “Tikus ini melambangkan negeri kita yang keropos gara-gara digerogoti koruptor. Koruptor itulah tikus itu,” ujar Heri Panji Kenthir.
Semua kreasi ini tak lepas dari tangan dingin Romo Kirdjito. Berawal dari keprihatinanya dengan kondisi sampah yang mencemari lingkungan, ia pun melakukan tindakan nyata dengan terlebih dahulu menggerakkan jemaatnya. Romo Kirdjito mengungkapkan kreatifitas yang dilakukannya salah satunya sebagai refleksi atas kekecewaannya terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Beliau menyebut negara ini sebagai Republik Sampah, antara penguasa dan rakyat saling tuding sampah.
Dari kondisi inilah setiap kita harus sadar bahwa dirinya itu sampah. Namun apakah sampah itu sama sekali tidak berguna? Pada kenyataannya sampah bisa didaur ulang dan bisa dipakai serta dibentuk menjadi hiasan. Suatu pemikiran unik dengan demonstrasi kreatif dalam mengungkapkan keprihatinan atas kondisi bangsa yang sedang terpuruk.
Sumber : sinarharapan