Polisi Cina Di desa Xintan membubarkan perayaan Natal bahkan sebelum acaranya dimulai. Dalam sebuah video yang diposting di YouTube, Xintan Village Church mengatakan mereka telah izin untuk menyelenggarakan suatu acara terbuka di alun-alun desa. Seorang pejabat setempat mengatakan gereja diberitahu untuk membatalkan perayaan setelah umat Budha setempat mengeluh pada pemerintah.
Jemaat gereja mengatakan polisi naik ke atas panggung, menghancurkan sound system, membalikkan sebuah piano listrik dan mendorong serta menggencet pelayan ibadah ke tengah dekorasi Natal. Lima orang jemaat dilaporkan terluka dalam perkelahian tersebut.
“Ada ratusan jemaat saat itu. Kepala desa juga ada di sana. Namun polisi menjadi lebih ganas,” ujar Wang Jingfeng, salah seorang jemaat yang hadir. “Insiden ini bagaikan anjing yang menggigit tikus.”
Gereja telah memposting video secara online yang memperlihatkan bagaimana orang-orang memasang hiasan di atas panggung dengan latar belakang merah bertuliskan “Silent Night” dalam bahasa Cina dan Inggris serta di bagian bawah panggung ada spanduk bertuliskan “2011 Xintan Village Christmas Party” sementara lagu Natal terdengar berkumandang. Polisi berseragam kemudian mematikan listrik dan sound system, sementara orang-orang membanjiri panggung dan terjadi aksi dorong-mendorong.
Gereja Xintan selama ini tidak terdaftar da dianggap ilegal oleh pemerintah Cina.
“Kami mengatakan kepada mereka bahwa setiap acara di luar ruangan yang bersifat relijius secara ketat dilarang untuk diorganisir, dan itulah pernyataan yang diatur dalam hukum pemerintahan mengenai agama,” ujar Zeng Jianhua, wakil direktur urusan keagamaan di kota Ruian, yang mengawasi Xintan.
Xintan sendiri dikenal sebagai “Desa Natal”. Pabrik lokal di daerah ini menghasilkan lebih dari US$ 78 miliar untuk produk-produk Natal di tahun ini, yang mendorong para pejabat lokal untuk memamerkan seni budaya Natal pekan lalu. Namun acara ini gagal total setelah dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian.
Menyambut Natal tahun ini, mari kita terus mendoakan saudara seiman yang belum dapat merayakan Natal dengan bebas. Kiranya melalui momen Natal ini, kehadiran Yesus yang merupakan esensi sejati dari Natal boleh tetap dialami setiap orang percaya di seluruh dunia.
Baca juga: