Nasib orang Kristen di tengah konflik Suriah semakin tidak menentu. Sekitar 50 orang Kristen tewas selama berlangsungnya konflik Suriah, ungkap Barnabas Fund. Organisasi ini menerima laporan dimana seorang remaja Kristen dibunuh oleh pemberontak yang memfilmkan pembunuhan itu kemudian menuduh bahwa pasukan pemerintah telah melakukan hal tersebut. Dalam insiden lainnya, seorang Kristen diculik pemberontak, dibawa ke sebuah rumah dan ditanyai, “Dengan cara apa Anda ingin mati?” Meskipun pria ini akhirnya dibebaskan, namun ia mengalami tekanan psikologi yang berat.
Dr Patrick Sookhdeo, direktur internasional dari Barnabas Fund, baru saja kembali dari kunjungannya ke Suriah. Sookhdeo telah bertemu dengan para pemimpin senior dari gereja di Suriah dan mengatakan mereka sangat prihatin mengenai kesejahteraan orang Kristen di tengah konflik. Orang Kristen telah menikmati perdamaian dan kebebasan beragama di Suriah. Namun saat ini orang Kristen dianggap sebagai pendukung rezim Assad oleh kaum pemberontak. Para pemimpin gereja kuatir bahwa orang Kristen Suriah harus menanggung akibatnya jika dunia internasional mengambil keputusan untuk melakukan intervensi militer. Ada kekuatiran nasib mereka akan sama dengan gereja di Irak, yang mengalami serangan bom mematikan dan perpindahan orang Kristen secara besar-besaran dari negara itu.
Seorang pemimpin gereja mengatakan kepada Barnabas Fund, orang-orang Suriah tidak ingin kekuatan internasional campur tangan dalam kehidupan mereka dan membagi dua negeri ini seperti yang terjadi di Irak. Setiap agenda tersembunyi dari negara-negara adidaya akan berarti berakhirnya kekristenan di Timur Tengah. Barnabas Fund mengatakan semakin banyak orang Kristen yang bergumul untuk memberi makan keluarga mereka karena semakin sulitnya bagi mereka untuk hidup normal.
Dr Patrick Sookhdeo mengatakan, “Suriah sedang menghadapi tragedi, terutama komunitas Kristen dan kaum minoritas lainnya, dan sangat berpotensi bernasib sama seperti Irak. Saat ini telah diakui bahwa perang di Irak tidak hanya sesaat tapi juga ilegal, dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi rakyat Irak, terutama bagi orang Kristen. Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Orang Kristen saat ini harus berdoa bagi perdamaian dan stabilitas, dan juga mendesak pemerintah mereka untuk tidak terlibat dalam tindakan atas Suriah tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.”
Sumber : christiantoday