Sebuah sekolah agama di Karachi merantai 45 siswa mereka karena dianggap kecanduan narkoba. Dua pejabat Madrasah Zakarya itu ditangkap aparat keamanan meskipun kepala sekolahnya berhasil kabur. Hal ini diungkapkan perwira polisi Pakistan, Mukhtiar Khaskheli.
Menurut surat kabar Pakistan, The Nation, ke-45 siswa itu disekap di sebuah aula bawah tanah. Sedangkan di pintu masuk aula tertulis, “Area ini untuk Pecandu Narkoba”. Para pengurus madrasah mengatakan mereka merantai para siswanya yang dianggap pecandu narkoba sebagai bentuk rehabilitasi untuk menjadikan mereka sebagai muslim yang lebih baik. Orangtua dari para siswa ini tidak mengetahui kondisi anak-anak mereka.
Juru bicara Departemen Dalam Negeri Provinsi Sindh, di mana Karachi menjadi ibu kotanya, Sharfuddin Memon, mengatakan kepolisian akan menyelidiki kasus ini termasuk kemungkinan adanya keterlibatan kelompok militan. Karena insiden ini menunjukkan aspek brutal dari masyarakat dan kepolisian Pakistan bermaksud memberantas aspek tersebut.
Televisi lokal Samaa Tv menayangkan gambar madrasah tersebut berikut para siswa yang dirantai. Para siswa ini terlihat lega dan bergembira ketika polisi mulai melepaskan rantai dari kaki mereka. Sebagian besar siswa berasal dari Khyber Pakhtunkhwa di wilayah barat laut Pakistan.
Merantai pecandu narkoba sebagai bentuk rehabilitasi tentu saja tidak dapat dibenarkan. Tindakan hukuman seperti ini hanya akan menimbulkan luka secara emosi dan tidak akan memulihkan para pecandu. Apalagi lingkungan sekolah agama yang biasanya menganut sistem asrama seharusnya menjadi tempat aman bagi para siswa yang tinggal jauh dari orangtuanya. Beruntunglah pihak kepolisian segera mengambil tindakan sebelum kejadian lebih buruk menimpa mereka.
Sumber : kompas