“Kehidupan di Shivnagar sangatlah sulit,” ujar Uma, yang menceritakan kisah pertobatannya pada Tearfund’s New Nativity. Shivnagar adalah sebuah desa kecil di Nepal. Banyak warganya, termasuk Uma dan putrinya Puspa, menjadi korban perbudakan sampai akhirnya mereka mendapatkan kebebasan setelah kerja paksa dihapuskan dari negara ini sepuluh tahun yang lalu. Namun kebebasan itu tidak berdampak secara ekonomi karena mereka hanya menemukan diri mereka tanpa uang dan pendidikan untuk dapat keluar dari kemiskinan.
Tiga Natal yang lalu Uma sakit parah dan tak berdaya akibat demam yang melanda. Ia bahkan tidak dapat mengangkat dirinya untuk beranjak dari tempat tidur. Tidak ada fasilitas medis di desanya dan menjalani perawatan di pusat medis terdekat di Tikapur membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dalam ketidakberdayaan, Uma akan dibaringkan di tempat tidurnya dengan sedikit harapan bahwa kondisinya akan membaik.
Namun Natal kali itu berbeda. Para penyanyi lagu Natal melewati rumahnya dan setelah mendengar bahwa orang Kristen dapat menyembuhkan orang, Puspa meminta agar Uma membiarkan mereka masuk dan berdoa baginya. Uma pun setuju dan mengatakan kepada para penyanyi Natal, “Jika ini berhasil, saya akan mengikut Yesus.”
Dipimpin Pendeta Madan, para penyanyi lagu Natal dari gereja terdekat datang dan berdoa atas tubuh Uma yang sakit. Ketika mereka pergi, Uma melemparkan selimutnya. Dia telah sembuh! Ini adalah titik balik dalam kehidupan Uma dan dia merayakan Natal pertama di gereja lokal di Tikapur.
Pendeta Madan berkata, “Natal mengingatkan kita akan kasih Allah karena IA telah terlebih dahulu mengasihi kita, dan kita harus mengasihi sesama kita.”
Esensi Natal sejatinya adalah Yesus. Hal terpenting dalam merayakan Natal adalah memperkenalkan kasih Yesus kepada sesama. Jadikan Natal Anda di tahun ini untuk memperkenalkan Yesus dan mengubahkan hidup orang-orang yang Anda kasihi.
Sumber : christiantoday