Sebagai bentuk protes atas langkah aparat keamanan pemerintah yang melakukan penangkapan terhadap seorang biarawati dengan tuduhan perdagangan anak, Gereja Katolik Srilanka merencanakan akan memboikot acara Natal nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Hal ini dilontarkan pimpinan Gereja Kardinal Malcolm Ranjith yang mengecam keras aksi tersebut. “Sebagai reaksi kami terhadap kasus ini kami tidak akan terlibat dalam kegiatan pemerintah atau acara Natal tahun ini yang diselenggarakan pemerintah hingga masalah ini dituntaskan,” ucapnya.
Sebelumnya aparat kepolisian dan Otoritas Nasional Perlindungan Anak (NCPA) menggerebek panti asuhan Prem Nivasa di Moratuwa, dekat Colombo setelah mendapat bocoran bahwa anak-anak sedang dijual ditempat itu. Aparat juga menahan biarawati yang melayani disana yaitu Suster Mary Eliza MC.
“Para pejabat NCPA memberikan keterangan kepada media tanpa menyelidiki telepon samaran yang mereka terima. Apa yang terjadi di sini adalah aparat tidak mengetahui fakta-fakta yang sebenarnya tentang panti asuhan itu, dan memberikan informasi yang salah kepada media dan mendiskreditkan para biarawati itu,” kata mantan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia itu.
Gereja harus mempunyai sikap juga tindakan terhadap apapun yang menyalahi keadilan seperti yang terjadi di Srilanka ini. Namun komunikasi dan konsolidasi dengan pemerintah harus terus dilakukan agar dapat mengambil kebijakan yang sesuai denga fakta.
Sumber : ucanews - niel