Mama Maggie Groban, yang pelayanannya di daerah kumuh di Kairo, sering disebut sebagai "Ibu Teresa" Mesir. Dia baru-baru ini berbicara di Pertemuan Global Leadership Conference di Gereja Willow Creek tentang bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidupnya untuk membantu anak-anak tunawisma.
Groban adalah pendiri "Stephen’s Children", sebuah pelayanan berbasis di Kairo, mendukung 80 TK dengan klinik medis, dan melayani anak-anak dari lebih dari 25.000 keluarga, semua dalam lingkungan pengumpul sampah atau kawasan kumuh. Dia adalah calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Dalam sebuah pidato penuh dengan belas kasih, Groban mulai dengan menggambarkan waktu di Kairo ketika dia akan membelikan sepasang sepatu untuk seorang gadis muda yang meminta sepatu itu ditukar dengan ukuran dewasa sehingga ibunya yang tidak punya sepatu bisa menggunakannya.
"Itu membuat saya shock. Saat kembali ke rumah saya dan terus berpikir kalau saya berada di posisi ibu itu. Anda tahu, kita tidak bisa memilih tempat di mana kita akan dilahirkan, tapi kita bisa memilih untuk menjadi orang berdosa atau orang kudus," kata Groban sambil menangis.
Dua puluh lima tahun yang lalu ia mendengar panggilan pertamanya dari Allah dan dia mengatakan dia tidak pernah membayangkan apa yang dia lihat tersingkap dalam hidupnya.
"Ketika Allah ingin mempromosikan saya dia berkata: Tinggalkan yang terbaik dan tercerdas dan pergilah ke tempat termiskin. Saat itu aku tidak bisa percaya. Tapi saat itu aku menemukan Dia menyinari saya, menanti saya dengan mahkota kasih. Itu adalah saat ketika Anda mati terhadap diri sendiri, Anda menemukan keindahan dan kekuatan di dalam dirimu."
Inilah yang seharusnya kita sadari dan pahami, jika kita ingin memerdekakan orang lain, kita harus rela untuk kehilangan kemerdekaan terhadap keinginan kita sendiri.
Sumber : Jawaban.com - niel