Bermain bass pada salah satu band heavy metal paling fenomenal di eropa pada 1980-an.grup, Accept membuat Peter Baltes dijuluki sebagai pemain bass heavy metal terbaik pada 1985. dia memimpin sebuah kehidupan rock n roll klasik.
Walau tidak mengkonsumsi obat-obatan, Peter selalu minum saat bandnya sedang tur. Seperti kebanyakan band metal tahun 1980-an, video Accept sering menampilkan salib terbakar dan simbol anti Kristen lainnya. Walau saat itu dirinya adalah seorang atheis, Peter dan pemain gitar utamanya sering pergi ke gereja saat mereka sedang tur.
Kesibukannya pada dunia musik, membuat Peter merasa bahwa semua orang yang mendekatinya hanyalah berpura-pura menjadi teman. Peter merasa sebagai sebuah objek komoditas semata. “Jika engkau menjual rekaman, maka orang-orang akan mendekat padamu,” katanya.
Melalui pernikahannya, Peter memperoleh dua anak. Dia pun membantu mengelola sebuah band anak muda. Satu hal yang membuatnya kembali bersemangat di dunia musik. Hingga suatu ketika sebuah tragedi terjadi. Sebuah gudang penyimpanan alat musik terbakar akibat meledaknya tabung berbahan bakar untuk pemanas ruangan.
Peter selamat dari kejadian tersebut hanya karena dirinya terlambat datang. Dua orang anggota band Peter menjadi korban dalam kebakaran itu. “Untuk pertama kalinya saya merasakan jantung berdegup kencang. Saya merasa sombong. Dan itu memang harus dilakukan jika berada dalam bisnis ini. Kesombongan adalah segalanya. Begitulah anda hidup. Begitulah anda mendapatkan uang. Maka untuk pertama kalinya saya pun mulai memperhatikan orang lain.”
Kejadian itu membuat Peter merasakan kehampaan didalam dirinya. Peter pun segera mencari jawaban. Pada suatu waktu Peter dan istrinya mengunjungi sebuah gereja lokal. Peter mengakui bahwa dirinya saat itu duduk di balkon sebelah pintu keluar. Disaat yang sama dirinya merasa ingin pergi dari gereja itu. Walau dirinya tetap duduk disitu.
Akhirnya Peter dikunjungi oleh dua orang Hamba Tuhan dari gereja tersebut untuk berbincang dan berdiskusi. “Mereka mulai berbicara dengan saya. Bertanya tentang Tuhan dan saya jawab bahwa saya tak percaya. Menurut saya itu semua adalah omong kosong,” ungkapnya.
Perbincangan itu terus terjadi hingga empat jam kemudian Peter mengusir dua Hamba Tuhan itu keluar rumahnya. “Saya katakan, jangan pernah kembali lagi!” ungkap Peter.
Usai hal itu terjadi, Peter merasa kehampaan yang luar biasa dalam dirinya. Peter menyadari bahwa dua orang yang diusirnya tadi itu adalah orang yang datang dengah kasih dan tidak menuntut apa-apa terhadap dirinya.
Seminggu kemudian kedua Hamba Tuhan itu datang lagi. Kali ini Peter sudah siap mendengarkan mereka. Lalu Peter pun menceritakan tentang peristiwa kebakaran yang mempengaruhi hidupnya itu. Kedua Hamba Tuhan itu pun meminta kepada Peter agar mengizinkan mereka berdoa untuk dirinya. “Lalu saya bilang kepada mereka; baiklah!” kata Peter.
Peter merasakan bahwa tubuhnya mulai berkeringat dan gemetar ketika didoakan. Ketika kedua Hamba Tuhan itu selesai berdoa, mereka pun menayakan apa perasaan Peter ketika didoakan tadi. Peter pun menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah merasakan hal seperti itu seumur hidup (lawatan Tuhan yang tidak bisa diungkapkan).
Kedua Hamba Tuhan itupun segera mengerti dan menawarkan kepada Peter untuk percaya kepada Tuhan Yesus sebagai juruselamatnya. Dan Peter segera mengiyakannya. “Semenjak hari tu saya tidak pernah merokok lagi atau mabuk. Minum bir atau alkohol lainnya. Saya sudah tidak minum alkohol selama 11 hingga 12 tahun. Seluruh hidup saya telah berubah.”
Mukjizat tuhan tidak berhenti sampai disitu, diminggu yang sama istri Peter juga diselamatkan dan menerima Tuhan yesus sebagai juruselamatnya. Peter pun akhirnya bergabung dengan tim pujian di gereja. Dan membentuk sebuah band Kristen bernama “Four Inch Nails”
Peter berharap memakai keselebritisannya untuk membagikan imannya kepada rocker yang lainnya. Banyak orang menganggap bahwa para penggemar musik metal adalah orang-orang yang sudah pasti ke neraka. Namun Peter menyanggahnya bahwa kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa yang mereka ikuti. Dan disitulah dirinya terpanggil untuk membawa kabar keselamatan dan membagikannya bagi para penggemar musik metal.
“Dulu saya hancur. Seharusnya saya berkuasa. Ternyata saya bukan apa-apa. Saya hanya nol! Kini saya tahu bahwa pada kesempatan berharga itu yaitu saat engkau dituai, engkau pasti telah siap. Bahwa hanya pada kesempatan itulah engkau dapat benar-benar menerima Kristus.” (Kisah ini ditayangkan 24 Oktober 2011 dalam acara Solusi di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Peter Baltes