Perbedaan yang dipersatukan melalui satu nama “Yesus” untuk dua umat yang terus mengalami sejarah konflik turun temurun karena nama itu juga, adalah sebuah keniscayaan. Namun tidak bagi Carl Medearis, dirinya menemukan kunci utama untuk mengakhiri perdebatan dan konflik berkepanjangan tersebut. Apa caranya?
Untuk dua umat tersebut, Kristen dan Muslim masing-masing mempunyai pemahaman berbeda mengenai keilahian Yesus. Jurang perdebatan ini justru seperti dipelihara dan diturunkan dari generasi ke generasi. Disinilah Carl Medearis menemukan begitu banyak kekeliruan dan pola pikir sempit dari umat Kristen sendiri untuk menjelaskan keyakinan mereka kepada umat Muslim.
Seperti yang dimuat oleh buku ini, umumnya umat Kristen menggunakan cara penjelasan keyakinan disertai dengan perdebatan ketahanan serta kekuatan iman Kristen. Cara yang digambarkan sebagai suatu upaya untuk menghapus keyakinan orang lain, lalu berusaha untuk membangun gedung tinggi diatas reruntuhan yang labil.
Medearis justru tidak mengikuti cara itu bahkan menyarankan kepada kita semua untuk tidak mempergunakannya. Karena hal itu sama saja menambah kuatnya hambatan dan jurang perbedaan semakin dalam. Bukan tanpa wacana, Medearis punya cara sederhana tersendiri untuk memberi jawaban apa yang harus dipakai untuk menjadi jembatan diantara dua umat tersebut.
Bahasa yang mudah dicerna dan dipahami, pendekatan dan cara memaknai yang santun dan damai akan kita ditemukan didalam buku ini, berikut dengan beberapa nukilan cerita nyata yang dialami Medearis.
Ya, hanya dengan mempergunakan damai dan kasih Yesus lah maka setiap perbedaan yang ada akan terselesaikan, setidaknya jika kita mau sabar melihat, mempelajari, belajar menghormati dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kekaguman terhadap perbedaan akan lahir, seperti yang Medearis perlihatkan bahwa umat Muslim adalah teman, sahabat bahkan saudara yang tidak perlu kita takuti dan curigai. Dan Yesus mau melihat kita memperkenalkan siapa diriNya yang sebenarnya kepada umat Muslim, melalui cara yang benar.
Sumber : Jawaban.com - niel