4 Alasan Mengapa Menua Itu Baik

Psikologi / 12 September 2011

Kalangan Sendiri

4 Alasan Mengapa Menua Itu Baik

Budhi Marpaung Official Writer
2502

Hidup di dunia ini adalah sementara. Kita tidak bisa selalu menjadi muda, kuat, dan rupawan. Pada batasan usia tertentu, kita akan menjadi tua, lemah, dan memiliki banyak keriput di sekitar wajah.

Hal seperti ini sebenarnya tidaklah perlu ditakutkan oleh siapapun juga, malahan seharusnya Anda senang jika Anda semakin menua.

Penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Social Sciences and Medicine menunjukkan, ketika bertambah usia, kita tumbuh dengan perasaan yang lebih bahagia dan puas. Beberapa dari Anda pasti bertanya-tanya, apakah hasil itu benar adanya? Jika pun benar, bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Untuk menjawab kedua pertanyaan itu, Jawaban.Com akan menguraikan sejumlah alasan yang menjadi dasar hasil penelitian yang tadi diungkapkan pada alinea sebelumnya :

1. Manusia mencapai titik rendah pada usia 44 tahun

Riset para ahli di Amerika Selatan dan Inggris berdasarkan data yang dikumpulkan dari pria dan wanita di 80 negara selama 35 tahun mengungkapkan, terlepas dari jenis kelamin, kebangsaan atau status ekonomi, manusia cenderung mengalami kesejahteraan dalam bentuk kurva "u"  dengan tahun terkecil terpenuhi jatuh pada usia awal hingga pertengahan 40-an. Sehingga, semakin usia meningkat, kesejahteraan pun turut meningkat.

2. Cara pandang membaik saat mencapai usia 50

Para peneliti juga menemukan bukti bahwa setelah kita mencapai usia 40-an--atau setelah mengalami "krisis paruh baya"--suasana hati (mood) kita membaik, begitu juga dengan berbagai hal lainnya. Ini mungkin terjadi karena kita telah semakin cerdas, setidaknya mengenai beberapa hal. Beberapa jenis beban mental juga sebenarnya menjadi lebih mudah ketika kita menginjak usia 50 hingga 60-an, karena kita menerapkan akumulasi pengetahuan  atau "crystallized intelligence" terhadap informasi baru.

3. Kita menjadi lebih "goal-oriented."

Pada usia 20 hingga 30-an, kita mengatur standar yang tinggi terhadap diri sendiri baik secara personal maupun profesional. Jika kita tidak mencapai tujuan tersebut dengan standar yang diinginkan saat  mencapai 40-an, inilah saat dimana kita cenderung mengalami depresi dan ketidakpuasan yang terkait dengan usia menengah. Tetapi, ketika berusia 50-an, kita menjadi lebih realistis, lebih mementingkan hal-hal yang benar-benar penting yang dapat memberikan rasa pemenuhan (fulfillment), sehingga kemudian kita mulai dapat mengatur tujuan yang baru dan kembali fokus untuk mencapainya.

4. Menemukan kepuasan di dalam pencapaian

Jika kita menghabiskan awal dekade kedewasaan dengan mengidentifikasi diri seperti lirik lagu "(Can't Get No) Satisfaction" dari Rolling Stones. Tidak demikian halnya ketika usia mencapai 50 dan 60-an, karena di pada tahap ini kita cenderung  mengubah cara pandang dan hati kita.

Setelah memeriksa realita pada usia 40an dan merumuskan kembali tujuan serta pembaruan, kita menjadi lebih bisa menggunakan sisa usia dengan melihat segala sesuatu dengan jelas dan menghargai proses darimana kita berasal, bagaimana kita dapat sampai di sana, dan apa saja yang telah kita capai di sepanjang jalan.

Jadi apakah Anda harus merasa takut untuk menjadi tua? Saya harap tidak. Akhir tulisan ini, penulis ingin mengucapkan selamat menikmati dan mensyukuri hidup di usia dimana Anda kini berada (20-an, 30-an, 40-an, atau bahkan 50-an ke atas). Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : Kompas Health/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami