Somalia tahun ini mengalami kekurangan pangan terparah dalam sejarah Afrika. Sebanyak 3.6 juta orang, setara dengan jumlah penduduk di Kalimantan Selatan, terperosok ke jurang kelaparan. Nyaris setengah dari jumlah anak-anak di negeri itu menghadapi maut karena kekurangan gizi. Setiap hari, enam balita menemui ajal karena kelaparan yang melanda.
Tergerak karena hal itu, Pemerintah negeri Tirai Bambu sudah menyiapkan US$ 70 juta (sekitar Rp 600 miliar) dalam bentuk bulir-bulir gandum ke negara-negara Afrika yang disengat kelaparan termasuk US$ 16 juta (Rp 136.5 miliar) tunai kepada Badan Pangan Dunia (WFP) dalam upaya memerangi kelaparan di Somalia. China mengapalkan paket pertama kemanusiaan kepada korban kelaparan dan kekeringan di daerah Tanduk Afrika. Dari sebuah pelabuhan di kota tianjin, sekitar 1.440 ton gandum dikapalkan hari ini (2/9).
Kapal diperkirakan akan merapat di Ethiopia lewat Djibouti pada akhir bulan September, menurut Kementerian Perdagangan China seperti dilansir dari laman xinhuanet.com. Pengapalan kedua akan memuat 500 ton beras yang dijadwalkan akan berlabuh meninggalkan Shanghai besok, 3 September 2011. Selain itu, ada juga bantuan lanjutan berupa minyak goreng dan tepung pada bulan ini.
Kelaparan begitu berat melanda mereka, masihkah kita menyia-nyiakan makanan dan membuangnya ketika kita merasa sudah kenyang, atau bahkan bosan? Untuk makanan yang begitu sederhana, mereka harus mengantri dalam mendapatkannya. Berharap lebih banyak lagi tangan-tangan yang mengulurkan bantuan buat mereka dan pintu dibukakan agar makanan dapat terdistribusi dengan baik dan berada di tangan-tangan yang benar.
Sumber : vivanews/lh3