Sesuatu yang baru muncul di teras depan kamar ayah pada musim semi ini: sebuah sarang. Seekor burung Robin sepertinya telah memutuskan bagian atas pojok ruangan tepat di bawah atap logam akan menjadi tempat yang sempurna untuk menempatkan rumah barunya.
Perlahan-lahan burung Robin betina ini mulai membangun sarangnya. Ayah saya melihat apa yang dia lakukan dan membuang sarang burung ke belakang rumah kami. Ayah saya berharap dengan dengan ia melakukan ini maka burung Robin tidak membangun sarangnya dan memilih pohon terdekat untuk membangun sarangnya. Namun, dugaannya salah. Burung Robin tetap membangun sarangnya di bagian atas pojok ruangan teras rumah kami.
Setiap ayah saya membersihkannya, burung Robin tersebut terus kembali untuk membangun kembali sarangnya lagi dan lagi. Akhirnya, ayah saya menyerah dan membiarkan ia menyelesaikan pekerjaannya. Ketika itu dilakukan, burung Robin tersebut ternyata bertelur dan duduk hangat tanpa ada gangguan apapun.
Beberapa minggu kemudian, tiga kepala kecil tiba-tiba muncul di sudut sarang. Saya belum pernah melihat bayi burung begitu dekat sebelumnya. Masing-masing tampak seperti burung pemakan bangkai kecil yang mengenakan sweater. Saya melihat dengan heran saat kepala burung kecil tersebut sedikit miring ke belakang dan paruhnya membentang lebar untuk menerima makanan yang dijatuhkan ke dalamnya. Saya tahu juga bahwa induk mereka akan melanjutkan pekerjaannya sehari-hari, penuh kasih sayang member makan bayi-bayinya sampai mereka dewasa, indah, dan siap untuk terbang.
Menonton burung-burung bayi membuat saya berpikir juga tentang betapa banyak dari kita setiap hari meringkuk di “sarang” kita sendiri, yang padahal diri kita sebenarnya siap untuk terbang. Begitu banyak dari kita melihat ke tepi, takut untuk membuat lompatan pertama dalam hidup. Begitu banyak dari kita menghabiskan waktu kita memimpikan terbang ke awan, sementara faktanya saat ini kita duduk ketakutan di atas tumpukan tongkat.
Maksud Tuhan menciptakan kita bukanlah agar kita bersembunyi di sarang-sarang kita. DIA menciptakan kita untuk terbang ke langit. Kita hanya perlu membuat lompatan pertama saja. Jangan biarkan hanya burung yang memiliki semua kesenangan itu. Ingatlah, Anda sudah siap melakukannya sekarang. Terbanglah tinggi, raih apa yang Tuhan sudah janjikan dan taruhkan dalam kehidupan Anda !
Sumber : skywriting/bm