Di Tengah Konflik, Gereja Baru Dibangun di Irak

Internasional / 13 July 2011

Kalangan Sendiri

Di Tengah Konflik, Gereja Baru Dibangun di Irak

Lois Official Writer
2045

Gereja dibuka untuk pertama kalinya sejak konflik yang terjadi tahun 2003 minggu lalu. Pemimpin gereja tersebut memanggil perkumpulan antar agama untuk memastikan keamanan dan kestabilan di negara mereka yang sering pecah perang itu. Uskup Louis Sako, berbicara selama acara untuk mengumpulkan umat Kristen dan Muslim di dalam Mar Bulos atau disebut Gereja Saint Paul. “Isolasi merupakan kematian yang perlahan-lahan, jadi kita berharap untuk hidup bersama sebagai umat Kristen dan Muslim, untuk punya negara yang benar, sebuah kota yang penuh dengan keamanan, stabilitas, dan martabat.”

Panggilan Sako untuk keamanan dan stabilitas ini dibahas karena peningkatan tajam umat Kristen yang melarikan diri dari Irak dan mencari perlindungan agar terbebas dari teroris Al Qaedah. Jumlah penduduk Kristen di Irak menyusut dari 1.2 juta tahun 2003 menjadi hanya 400.000 orang saja menurut AFP. Dana disediakan oleh pemerintah Irak beserta donasi yang dikumpulkan, dimana dana ini akan dipakai untuk mendirikan 200 rumah bagi mereka yang membutuhkan.

Pemimpin dari dewan provinsi Kirkuk, Hassan Toran, menjanjikan bahwa pemerintah lokal akan mendukung komunitas Kristen sejauh yang mereka mampu. “Hari ini adalah contoh bagi pengampunan di dalam kota ini, sebuah pesan kedamaian untuk semua aliran agama di Kirkuk,” kata Toran kepada AFP. Mar Bulos dan kompleks bangunan yang berlokasi di Kirkuk itu, mempunyai lingkungan mayoritas Kristen.

Penyerangan terhadap umat Kristen di Irak telah berlangsung sejak tahun 2003. Bulan Oktober 2010 sebuah grup Al-Qaidah menargetkan gereja Katolik Syria di Baghdad. Penyerangan itu merupakan penyerangan terburuk sejak tahun 2003 dan menewaskan sekitar 52 orang. Penyerangan itu membuat presiden dari Solidaritas Kristen Internasional, Dr. John Eibner menulis surat kepada Presiden Barack Obama dan memintanya untuk campur tangan dan menolong menghentikan pertikaian menentang umat Kristen di Irak.

Bangunan gereja ada di Irak ini kiranya menjadi persatuan dan kesatuan yang terjalin utuh antar umat beragama di sana. Dan lebih penting lagi, umat Kristen sebagai ‘gereja’ Tuhan harus menjadi terang dan garam yang dapat menghasilkan buah di tengah semua pertikaian, kebencian, dan perpecahan itu. Kita berdoa agar setiap kita diperlengkapi Tuhan agar dapat dipakai Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Dia harus makin besar dan kita harus makin kecil.

Sumber : christianpost/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami