Dapatkah Petting Menyebabkan Kehamilan?

Marriage / 10 July 2011

Kalangan Sendiri

Dapatkah Petting Menyebabkan Kehamilan?

Lestari99 Official Writer
36305

Budaya timur yang penuh dengan sopan-santun dan tata krama di dalam pergaulan semakin menipis di zaman ini. Pergaulan bebas semakin merajalela di antara generasi muda di negeri ini. Beragam resiko kehamilan dan penyakit kelamin pun tak dapat dihindari.

Kala kawula muda berpacaran ‘menyerempet’ bahaya, petting seringkali menjadi pilihan tepat yang dianggap dapat menghindari kehamilan. Namun dalam prosesnya ketakutan kerap menghantui para pelakunya akan kemungkinan terjadinya kehamilan. Pertanyaan seperti: apakah wanita bisa hamil kalau kena leleran sperma tepat pada bagian tengah luar celana dalam wanita? Bagaimana caranya agar waktu berpelukan dengan pacar tidak mudah keluar sperma? Selama berpacaran, bagaimana caranya menjaga agar tidak terjadi kehamilan?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini biasanya disertai dengan ketakutan yang amat besar. Bagi mereka yang terbiasa bercumbu dengan pacarnya, sangat takut bila pacarnya menjadi hamil namun tak dapat menolak hasrat dan keinginan yang besar untuk terus melakukannya. Suatu fenomena yang seringkali dihadapi oleh anak muda zaman sekarang.

Siapapun yang sedang menjalin hubungan, serius maupun tidak, tidak menginginkan agar pacarnya hamil sebelum menikah karena konsekuensi medis, psikologi, sosial, finansial dan spiritual akibat kehamilan di luar nikah sangatlah besar, dan sesungguhnya tidak ada seorangpun yang sanggup menanggung konsekuensi tersebut.

Kehamilan bisa terjadi bila sperma bertemu dengan sel telur. Secara umum peristiwa tersebut bisa terjadi bila seorang pria dewasa melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita dewasa. Di samping itu ada beberapa peristiwa dimana tanpa hubungan seksual, kehamilan bisa terjadi; misalnya pada proses pengobatan kemandulan dengan inseminasi buatan, bayi tabung, maupun tehnik ART (assisted reproductive technology) lainnya. Dalam banyak kasus juga dilaporkan terjadinya kehamilan akibat petting, dimana remaja pria mengeluarkan sperma dekat dengan vagina remaja putri yang dicumbuinya. Sperma adalah sel hidup yang mampu bergerak sangat cepat, sehingga tanpa hubungan seksual pun sperma yang berada dekat dengan vagina bisa berenang menuju sel telur untuk membuahinya.

Rangsangan seksual memiliki sifat yang progresif, karena itu siapapun yang melakukan kontak fisik seperti berpelukan maupun berciuman akan cenderung melakukan lebih jauh, dan biasanya berakhir dengan hubungan seksual, dengan resiko yang jelas yaitu tertular penyakit menular seksual seperti HIV-AIDS yang belum ada obatnya maupun kehamilan. Tanpa penetrasi pun resiko tertular penyakit dan kehamilan sudah ada.

Ada sebagian anak muda yang menyangka kondom bisa menghilangkan semua resiko tersebut, suatu anggapan yang amat membahayakan. Faktanya kondom tidak menghilangkan resiko kehamilan maupun resiko tertular penyakit kelamin. Kondom terbuat dari bahan latex dengan pori-pori sebesar 5µ, diameter virus HIV 0,1µ. Tidak heran mereka yang melakukan hubungan seksual di luar pernikahan dengan pelindung kondom, 33,3 % di antaranya tertular HIV (CDC Atlanta).

Tuhan Yesus itu sangat baik, Dia tidak menginginkan kita menderita akibat kebodohan kita. Itu sebabnya Dia memberikan aturan untuk seks yang diciptakan-Nya. Aturan Tuhan sangat jelas, hubungan seks hanya boleh dilakukan dalam ikatan pernikahan monogami antara pria dan wanita. Siapapun yang mengikuti aturan ini bukan hanya akan terhindar dari tertular penyakit kelamin maupun kehamilan, tetapi kelak akan sangat berbahagia saat menikmati hubungan seks dalam ikatan pernikahan monogami antara pria dan wanita. Dengan apakah seorang anak muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman Tuhan (Mazmur 119:9).

Sumber : Expert
Halaman :
1

Ikuti Kami