Solidaritas umat Kristen di dunia, Christian Solidarity Worldwide (CSW) mendesak pemerintah Indonesia agar mengambil tindakan untuk melindungi kelompok agama minoritas dan melestarikan kebebasan beragama.
Pernyataan sikap CSW ini keluar setelah delegasinya kembali dari kunjungan tiga minggu dari Indonesia dengan membawa bukti-bukti adanya tindakan kekerasan terhadap umat Kristen dan komunitas Muslim Ahmadiyah pada khususnya.
Delegasi mengunjungi gereja yang telah dipaksa tutup di daerah Bekasi dan Bandung, dan bertemu pendeta yang melaporkan meningkatnya kadar pelecehan, ancaman dan serangan.
Pendeta Palti Panjaitan dari gereja HKBP Filadelfia di Bekasi, Jawa Barat, mengatakan kepada CSW ketika itu bahwa jemaatnya dilarang menggunakan gereja oleh walikota meskipun diberikan izin untuk beribadah di bangunan itu oleh pihak pengadilan.
Intervensi walikota ini telah memaksa jemaat untuk ibadah di jalan.
"Ini tidak aman dan tidak cocok," kata Pendeta Panjaitan. "Kelompok radikal ingin membatasi kami. Mereka sengaja membiarkan kami beribadah di luar agar kami menyerah. Namun, hal itu bakal sia-sia karena mereka perlu melakukannya dalam waktu yang sangat lama."
Daerah Muslim yang telah mendukung gereja juga menghadapi intimidasi dari kelompok kaum mereka yang radikal.
"Kami membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional. Harus ada kebebasan beragama bagi semua," ujar Pendeta Panjaitan.
Sementara itu, Chief Executive CSW Mervyn Thomas dalam keterangannya yang dirilis christiantoday, Rabu (8/6), mengatakan temuan delegasinya tersebut menjadi perhatian serius pihaknya.
"Indonesia yang memilliki tradisi panjang dan membanggakan berkaitan dengan pluralisme, kerukunan agama dan kebebasan beragama akan mengalami kehancuran jika pemerintah yang berkuasa tidak melindungi kaum minoritas, menuntut pelaku kekerasan dan mengekang radikalisme dalam segala bentuknya," jelas Thomas.
"Kami mendesak pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas dan mendorong pihak berotoritas di ngera tersebut mengundang Badan Khusus PBB Bidang Perlindungan Kebebasan Beragama atau Kepercayaan untuk datang ke negeri mereka pada tahun ini juga agar dapat dilaksanakannya penyelidikan independen berkenaan pelanggaran kebebasan beragama yang terjadi selama ini.”
"Indonesia merupakan anggota Dewan HAM PBB dan G-20, dan sebagai ketua Asosiasi Negara-negara Kawasan Asia Tenggara, pemerintah yang berotoritas perlu mengambil tindakan tanggung jawab. Ini demi kepentingan Indonesia sendiri, demi reputasinya yang kini sedang dipertaruhkan,"urainya.
Sumber : christiantoday/bm