Meskipun kasusnya tidak banyak, kegagalan KB bisa terjadi. Kegagalan metode KB yang biasanya dilaporkan adalah kegagalan pada pengguna pil KB, yang seringkali disebabkan oleh pengguna KB yang lupa mengkonsumsi pil-nya. Pada metode suntikan hormon kemungkinan besar adalah lupa mencatat tanggal penyuntikan yang terakhir sehingga penyuntikan berikutnya terlambat. Pada pemasangan IUD, kegagalan bisa disebabkan oleh prosedur pemasangan yang tidak baik, ukuran tidak tepat atau kehamilan yang amat kuat. Sedang pada KB steril, kegagalan bisa diakibatkan oleh kesalahan teknik operasi atau terjadinya rekanalisasi tuba phalopii.
Seorang wanita yang ingin memilih metode kontrasepsi yang cocok ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan. Pertama, tujuan KB yang ingin dicapai, menunda kehamilan berikutnya atau mengakhiri kemampuan untuk hamil. Bila seorang wanita tidak ingin hamil kembali, maka metode tubectomy (steril) adalah paling tepat, namun bila memilih metode ini sebaiknya anak terakhir telah berusia 5 tahun, sebab dalam perjalanan waktu keputusan seseorang bisa berubah. Bila seorang wanita hanya ingin menunda maka pilihannya harus pada metode yang memiliki reversibility yang tinggi, artinya saat yang bersangkutan kembali ingin hamil metode tersebut mudah dihentikan dan kehamilan mudah terjadi kembali.
Kedua, seorang wanita harus menyadari kondisi dirinya, kesibukan, ketelitian maupun kecermatan. Semakin sibuk dan semakin kurang cermatnya seseorang, sebaiknya memilih kontrasepsi yang berjangka panjang dan sederhana. Wanita pelupa tidak cocok menggunakan metode pil. Karena itu seorang wanita harus mencermati dirinya termasuk wanita yang seperti apa. Ketiga, seorang wanita harus tahu persis bagaimana cara kerja metode yang dipilihnya, sebab ada metode seperti after-moring pill dan spiral (IUD), jelas-jelas menggugurkan bayi, jadi metode ini tidak boleh digunakan oleh pasangan suami-istri Kristen.
Untuk menemukan metode yang paling cocok buat seorang wanita, sebaiknya yang bersangkutan berkonsultasi dengan dokter ahli kebidanan di daerahnya. Ada kalanya proses pemilihan ini butuh waktu, sebab bisa saja metode yang telah dipilih ternyata tidak cocok dan perlu diganti dengan metode lain. Dalam masa transisi perubahan metode, disarankan seorang wanita menambah keamanan dengan menyarankan suami menggunakan kondom. Bila telah ditentukan metode yang dipilih, buatlah catatan yang baik, jangan mengandalkan daya ingat, agar saat kontrol dan memperpanjang pengaplikasian metode KB tersebut tidak sampai terlupakan yang bisa berakibat terjadinya kegagalan.
Setelah metode KB digunakan, jangan takut untuk melakukan hubungan seksual dengan suami. Nikmatilah berkat Tuhan ini. Sebab, Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya (I Korintus 7 : 4).
Sumber : health